Indonesia-Malaysia Berpotensi Pimpin Asia

KUALA LUMPUR (31 Maret): Indonesia dan Malaysia, berpeluang memimpin lompatan besar bangsa Asia jika dua negara serumpun berhasil merestorasi kekuatan bersama, menggabungkan potensi dan sumber daya yang dimiliki. Basisnya ialah pada iktikad merestorasi spirit Pan Melayu.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengemukakan itu saat memberikan kuliah umum di depan sivitas akademika Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) di Selangor, Malaysia, Rabu (30/3). Surya berbicara atas undangan perguruan tinggi tersebut dengan topik Restorasi Indonesia-Malaysia sebagai bangsa serumpun.

Indonesia dan Malaysia, kata Surya Paloh, memiliki latar belakang historis panjang, psikologi budaya, dan memori kolektif yang sangat erat. Apalagi kedua negara dihuni mayoritas bangsa serumpun dengan kesamaan bahasa.

“Dengan berbagai kesamaan identitas, peran kedua negara inilah yang menjadi tulang punggung di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.

Terkait dengan restorasi spirit Pan Melayu, Surya menjelaskan itu bukan untuk menandingi atau menghilangkan peran ASEAN, tempat bangsa Asia Tenggara bernaung. “Pan Melayu dimaksudkan sebagai penjaga solidaritas kawasan, memompa potensi, dan kekuatan bersama di tengah konstelasi global yang sangat dinamis,” tukasnya.

Spirit Pan Melayu, kata Ketua Umum Partai NasDem itu, merupakan upaya mengoptimalkan peran Indonesia dan Malaysia, baik sebagai negara berdaulat maupun sebagai katalisator kawasan. “Dalam konteks Uni Eropa, peran Indonesia-Malaysia bisa disepadankan dengan inisiatif Prancis dan Jerman sebagai pelopor regionalisme baru,” katanya.

Surya menjelaskan, dari perspektif Indonesia, nilai dan moral politik Pan Melayu sudah termuat dalam gagasan founding father, Bung Karno, yakni sosio-nasionalisme yang berorientasi internasionalisme. Atas dasar pemikiran itulah, Pan Melayu memiliki fondasi nilai filosofis, maupun praktis yang mungkin diwujudkan suatu saat nanti.

Spirit Pan Melayu, kata Surya, akan menjadi poros baru atas tatanan global.

Dengan begitu, bangsa-bangsa Asia Tenggara diperhitungkan dunia dan tidak lagi terombang-ambing oleh kekuatan besar.

Sebelumnya, Surya beserta sejumlah jajaran pengurus DPP Partai NasDem mengunjungi tenaga kerja Indonesia bermasalah di tempat penampungan sementara mereka, dan Duta Besar RI Herman Prayitno di KBRI di Kuala Lumpur.*

 

 

Add Comment