Inti Restorasi adalah Perbaikan Nasib Rakyat

BANJARMASIN (18 Mei): Tema besar Restorasi Partai NasDem merupakan inti dari seluruh rangkaian retorika Surya Paloh yang harus dijadikan agenda kerja nyata partai NasDem dalam memperjuangkan perbaikan kesejahteraan rakyat di Kalimantan Selatan.

Demikian antara lain benang merah bedah buku "Retorika Surya Paloh" karya jurnalis muda Herma Retno Prabayanti yang diselenggarakan DPW NasDem Kalsel di Banjarmasin, Rabu 18 Mei 2016.

Acara yang dihadiri 100 lebih peserta itu menghadirkan tiga nara sumber, yaitu DR Jalaludin  Mhum,  dosen IAIN Antasari, Drs. Jamaluddin, Msi, Wakil Dekan FISIP Universitas Lambung Mangkurat, dan Hermawi Taslim, Wakil Ketua BAHU DPP NasDem dan Korwil NasDem Kalsel.

Jalaludin berpendapat seyogianya buku itu dilengkapi juga dengan sejumlah wawancara dari kalangan yang relatif independen sehingga dapat memberi kesan berimbang dan obyektif. “Dengan wawancara dari kalangan independen, buku ini akan bertambah bobot ilmiahnya sebagai sebuah karya ilmiah,” ujarnya.

Jamaludin menegaskan, meskipun Surya Paloh itu pimpinan partai, dia bukan politisi, melainkan negarawan yang selalu gelisah, yang sangat concern dengan upaya-upaya perbaikan nasib rakyat.

“Seluruh pidato yang dikumandangkannya sesungguhnya bermuara pada kegelisaan dirinya terhadap nasib rakyat yang terus terpuruk. Namun, dalam upaya melakukan perbaikan dan perubahan itu, Surya Paloh lebih memilih jalan moderat, bukan jalan revolusioner, yakni jalan restorasi,” ujar Jamaludin.

Sementara itu  Hermawi Taslim yang tampil sebagai pembicara terakhir mencatat bahwa dalam berbagai kesempatan, Surya Paloh selalu memakai enam kata yang cukup sering diucapkannya yakni: Restorasi – Nasional – Demokrat – Kebangsaan – Rakyat serta Kedaulatan. Dari penggunaan kata-kata itu secara berulang-ulang, sangat kelihatan bahwa Surya Paloh begitu respek dengan politik ke-Indonesia-an yang menempatkan martabat rakyat sebagai pusat perjuangannya.

Di akhir uraiannya, Taslim yang juga Korwil Partai NasDem untuk Kalsel itu mengakui bahwa untuk memahami substansi retorika Surya Paloh, tidak cukup hanya membaca buku ini.

“Setidak-tidaknya harus dilengkapi dengan beberapa buku seperti Indonesia di Jalan Restorasi karya Willy Adytia, Sang Ideolog karangan Usama Hisyam, Politik Editorial yang ditulis para Redaktur Harian Media Indonesia dan Buku Putih Restorasi: Gerakan Perubahan Indonesia yang merupakan buku pegangan para anggota NasDem,” tutup Taslim.(*)

Add Comment