Jokowi, Megawati, Ahok, Satu Mobil ke Rapimnas Golkar
JAKARTA (29 Juli): Perkembangan politik berlangsung cepat. Setelah calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memutuskan mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI dari jalur partai politik, Ahok bersama Presiden Joko Widodo pun menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Ahok mengaku menemui Mega bersama Jokowi di kediaman Ketua Umum PDIP itu di Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat, pada Kamis (28/7) malam. Sebelumnya, terlebih dahulu, Jokowi memanggil Ahok ke Istana.
"Kemarin, diajak Pak Jokowi ke Istana untuk ngobrol. Sampai di sana, saya ditanya mau ke mana. Saya bilang mau ke (Rapimnas) Golkar," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (29/7).
Ahok mengatakan kepada Jokowi, sebelum dipanggil ke Istana, dirinya tengah membuat janji dengan Megawati untuk bertemu. Tidak dinyana, Presiden Jokowi malah menawarkan tumpangan kepada Ahok untuk sampai ke rumah Megawati.
"Saya bilang, tadinya mau ke Bu Mega sebelum Bapak panggil saya. 'Ya udah kita antar ke Bu Mega deh'," kata Ahok meniru percakapannya dengaan Jokowi.
Sesampainya di rumah Megawati, ternyata Presiden ke-5 RI tersebut juga akan ke Rapimnas Golkar di kawasan Istora Senayan. Akhirnya, Jokowi, Ahok, dan Mega pun duduk bareng satu mobil menggunakan mobil istana ke Rapimnas Golkar.
Dalam percakapannya, Ahok mengaku sudah melaporkan jalur partai politik yang dia tempuh untuk Pilkada DKI Jakarta 2017 kepada Megawati.
"Terus PDIP, dia bilang punya mekanisme dan prosedur yang harus diikuti," terang Ahok.
Ahok pada Rabu (27/7) memutuskan menggunakan jalur parpol. Keputusan itu diungkapkan Ahok dalam halal bihalal yang diadakan Teman Ahok. Hadir pula dalam acara tersebut elite tiga parpol yang sudah memutuskan mendukung Ahok yakni NasDem, Hanura dan Golkar. NasDem adalah parpol pertama yang mendeklarasikan mendukung Ahok tanpa syarat, termasuk jika Ahok memutuskan maju melalui jalur independen. Sikap NasDem tersebut kemudian dinilai sebagai deparpolisasi. Kemudian Hanura dan Golkar ikut mendukung Ahok.
Sementara Teman Ahok sudah mengumpulkan satu juta KTP warga DKI sebagai syarat dukungan kepada Ahok jika maju melalui jalur independen. Teman Ahok menjelaskan tidak akan menyandera Ahok dengan satu juta KTP itu, tetapi warga DKI yang sudah mengumpulkan KTP itu akan dijadikan saksi dalam pilkada 2017 nanti.*