Sumber Pendapatan Utama Negara dari BUMN

JAKARTA (24 Agustus): Hingga saat ini, pendapatan negara paling besar didapat dari sektor pajak, kemudian disusul migas dan non pajak.  Sementara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih belum menjadi sektor strategis untuk meningkatkan pendapatan negara dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Melihat kondisi seperti itu, Indonesia patut memikirkan langkah progresif untuk menanggulangi defisit anggaran yang terjadi setiap tahunnya. Untuk tahun 2016 ini defisit negara sekitar Rp 332,83 triliun atau setara dengan 2,41% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Tiap tahun kan defisit terus dan maintain di kisaran yang sama, tapi kalau terus gali lobang tutup lobang kan negara harus bayar bunga untuk utang dan saat akhir tahun harus utang lagi untuk bayar bunga utang kemarin,” ujar Donny Priambodo, anggota Komisi XI DPR RI selepas Rapat Paripurna DPR, Selasa (23/08).

Lebih jauh Donny menambahkan, di masa depan BUMN bisa menjadi tumpuan pemerintah dalam instrumen prioritas dalam penerimaan negara. Aset BUMN yang saat ini lebih dari Rp 4.000 triliun bisa menjadi modal untuk memaksimalkan pendapatan Negara dari sector non pajak.

“Aset BUMN lebih besar dari cadangan devisa kita yang hanya Rp 1.462 triliun. Belum ada yang bisa memanfaatkan BUMN yang beraset Rp 4.000 triliun agar lebih menguntungkan,” ujarnya, seperti dirilis dari fraksinasdem.org.

Anggota Fraksi NasDem ini juga memaparkan, sampai tahun ini BUMN hanya menyetor keuntungan ke Negara sekitar Rp 37 triliun atau kurang dari 10%. Itupun hanya didapat dari 10 BUMN saja.

 

Berkaca dari Negara Tetangga

Bicara soal APBN, sesungguhnya bisa dihitung secara rumus matematika sederhana. Kondisi negara yang selalu defisit setiap tahunnya menandakan postur APBN yang harus diperbaiki. Menurut Donny, saat ini Negara tidak boleh bertumpu pada salah satu sektor. Sektor pajak yang selama ini menjadi andalan pemerintah untuk menghasilkan uang nyatanya hanya mampu tumbuh sebesar 10% setiap tahun. Jika ditambah dengan usaha keras dari Dirjen Pajak menjadi 4%. Sehingga pendapatan Negara dari pajak rata-rata bisa tumbuh 14%.

Donny juga menambahkan, Indonesia patut meniru apa yang dilakukan negara tetangga. Postur APBN Thailand dianggapnya sehat karena tidak mengalami defisit. Artinya, pemerintah Thailand berhasil membangun postur APBN yang sehat dan mampu menyeimbangkan antara pendapatan dan belanja negaranya.

Untuk memperkuat BUMN, Donny merujuk Singapura sebagai negara yang sukses memberdayakan BUMN-nya go internasional. BUMN Singapura seperti Temasek berhasil membangun gurita bisnis di berbagai negara termasuk di Indonesia. Hal ini patut ditiru di tengah anjloknya pendapatan negara dari sektor pajak dan migas.

“Pendapatan negara bisa digenjot, tapi untuk BUMN yang menyangkut hajat hidup orang banyak boleh gak untung, asal gak minus saja. Karena kaitannya dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas legislator asal Jawa Timur itu.(*)

Add Comment