Kapolri Ragukan Penulis Jokowi Undercover

 

JAKARTA (4 Januari):  Kapolri Jenderal Tito Karnavian meragukan kemampuan Bambang Tri Mulyono, penulis buku 'Jokowi Undercover'. Bambang bahkan tidak mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.

"Yang bersangkutan tidak lulus S1, hanya lulus SMA. Kami interview, mohon maaf, kemampuan intelektualnya relatif menengah ke bawah," kata Tito di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Jakarta Selatan, Rabu (4/1).

Merujuk riwayat akademis tersebut, Tito berpendapat Bambang tidak berkompetensi menulis karya ilmiah, apalagi sebuah buku yang memuat fakta-fakta. Buku tersebut pun tidak dilengkapi data pendukung.

"Jadi pendapat saya, dia tidak memiliki kemampuan metodologi melakukan penelitian melalui buku itu. Apalagi  fakta tidak cukup dengan hanya membuat buku seperti novel yang karangan fiksi, harus dengan data," jelas Tito.
Kapolri juga mengatakan penulisan buku setebal 436 halaman itu tidak mengikuti sistematika dan metodologi penulisan.

"Kemampuan menulisnya berantakan, tidak mengikuti sistematika pelajar terdidik. Sekelas skripsi saja tidak," kata Jenderal Tito Karnavian.

Tito mengatakan, telah memerintahkan penyidik Bareskrim Polri membedah buku `Jokowi Undercover` untuk melihat fakta-fakta dengan metodologi penulisan. Metodologi harus memiliki data pendukung.

"Contoh, mengatakan bahwa Jokowi keturunan A. Kita tanya (penulis), punya data enggak seperti dokumen akte kelahiran atau sumber pertama orang yang mengetahui. (Ternyata) Tidak ada," kata Tito.

Bambang, lanjut Tito, juga tidak memiliki rujukan data sekunder dalam 'Jokowi Undercover'. Ia hanya mengetahuinya dari selentingan orang yang belum tentu keabsahannya.

Kapolri menduga, Bambang menulis buku 'Jokowi Undercover'  berdasarkan analisis pribadi. Buktinya, Bambang menganalisis sejumlah foto yang mirip dengan Jokowi.

Pada sebuah foto, Bambang menghitung panjang alis dan menganalisis detail wajah Presiden Joko Widodo. Padahal, Bambang tidak memiliki keahlian melakukan hal tersebut.

"Data pendukung enggak ada sama sekali, makanya kita berani menetapkan bahwa itu adalah bohong," jelas Tito.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menduga buku 'Jokowi Undercover' ditulis atas pendapat pribadi. Buku sekitar 436 halaman itu disebut hanya berdasarkan pemikiran sendiri.

"Tidak didukung data primer dan sekunder yang menunjang penjelasan termasuk fakta sejarah yang tidak dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Boy, Selasa (3/1).*

Add Comment