Ahok Tetap Tertinggi
JAKARTA (23 Januari): Debat Terbuka Calon Gubernur DKI Jakarta terbukti memberi efek signifikan terhadap elektabilitas pasangan calon gubernur. Sedikitnya ini bisa dibuktikan saat Lembaga Survei Populi Center merilis hasil survei pasca debat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta jilid pertama.
Elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 Basuki-Djarot masih yang teratas, sementara elektabilitas pasangan nomor urut 1 Agus-Sylviana turun drastis.
"Survei sebelum debat, elektabilitas pasangan nomor urut 1 32,3%. Pascadebat elektabilitasnya hanya sebesar 25%. Jadi, ada penurunan," kata peneliti Populi Center Nona Evita di Kompleks Mandiri, Jakarta Barat, seperti dilansir Metrotvnews.com, kemarin.
Elektabilitas Agus Harimurti-Sylviana Murni anjlok karena masyarakat Jakarta menganggap pasangan Agus-Sylvi paling rendah dalam hal pemahaman dan tidak memiliki kejelasan program dan solusi. Penampilan dan pemaparan visi, misi, dan program realitas juga dianggap kurang mengesankan.
"Pemahaman permasalahan Jakarta hanya 15,8%. Kejelasan program dan solusi 17,7%, penampilan 19,8%, serta pemaparan visi-misi dan program realitas hanya 17,8%," kata Nona.
Ia menambahkan, elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat mengalami kenaikan.
“Berdasarkan survei sebelum debat, elektabilitas pasangan ini sebesar 34,2%. Setelah debat naik menjadi 36,7%," tutur dia.
Naiknya elektabilitas juga dialami pasangan calon nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Elektabilitas Anies-Sandi sebelum acara debat hanya 25%. Namun, setelah debat, terjadi kenaikan yang cukup signifikan menjadi 28,5%.
"Meski mengalami peningkatan elektabilitas, pasangan nomor urut tiga Anies-Sandi masih berada di bawah Ahok-Djarot," ujarnya.
Debat kandidat jelas memengaruhi jumlah warga yang belum menentukan pilihan alias swing voters. Pemilih menjadi rasional dan cenderung wait and see terhadap performa ketiga pasangan calon. Mereka ingin penyelesaian yang konkret.
"Angka undecided voters meningkat dari 8,5% pada Desember 2016 menjadi 9,8% pasca debat pertama. Mereka ingin jawaban yang implementatif dan tidak sekadar wacana," papar Nona.
Masyarakat DKI Jakarta, sambungnya, berharap calon gubernur dan calon wakil gubernur yang bebas dari korupsi, mampu memberantas korupsi, bisa meningkatkan pelayanan kesehatan, serta kompeten dalam menertibkan kampung-kampung kumuh.
Populi Center melakukan survei pada 14 hingga 19 Januari 2017 lalu dengan menggunakan wawancara terhadap 600 responden di enam wilayah DKI Jakarta termasuk Kepulauan Seribu.
Survei menggunakan penarikan sampel probability sampling. Margin of error kurang lebih 4% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden dipilih secara acak bertingkat mulai pengacakan untuk kelurahan, RT, keluarga, hingga responden terpilih.(*)