Peduli Pilkada Damai
JAKARTA (5 Februari): Meski lebih dikenal sebagai orang Bandung, Jawa Barat, karena groupnya tumbuh dan besar di Bandung, namun personil Project Pop, Hermann Josis Mokalu, 46, melihat pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak kali ini adalah pilkada yang sensitif. Oleh karena itu, ia mengaku peduli dan tidak ragu menyuarakan pesan damai agar orang tidak takut untuk memilih.
“Pilkada kali ini jadi pilkada yang sensitif karena ada isu agama di dalamya. Padahal, kalau kita bicara negara atau kota, tidak ada hubungannya dengan agama,” ucap laki-laki yang akrab disapa Yosi selepas KonserGue2, di Jakarta, Sabtu (04/02).
Kondisi yang sensitif, ujarnya, membuat banyak orang takut untuk bersuara ataupun memilih calon mereka pada saat pilkada yang segera berlangsung.
Lebih jauh Yosi menilai hal tersebut sudah tidak sehat. Oleh karena itu, ia kerap meluncurkan kata-kata positif dan pesan damai, termasuk pada saat tampil dalam KonserGue2, agar pemilih di Jakarta tidak terprovokasi serta menghargai perbedaan.
“Siapa pun yang dipilih, itu terserah (masing-masing pemilih). Yang penting kedamaiannya. Karena setelah pemilihan, setelah pilkada, kita masih tinggal di kota yang sama. Tidak mungkin kita bermusuhan,” tegasnya, seperti dilansir dari mediaindonesia.com.
Pada Pilkada DKI kali Yosi menyatakan dukungannya jatuh pada pasangan calon (paslon) nomor urut 2, yaitu Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Menurutnya, keputusan itu diambil karena ia sudah melihat hasil kerja pasangan yang baru bekerja selama dua tahun tersebut. Ditambah lagi, rekam jejak Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat bebas dari korupsi.
“Saya pakai analisis risiko yang gampang. Dua pasangan lainnya kan masih janji, tapi yang ini dalam dua tahun sudah memperlihatkan hasil kerjanya. Simple,” terang laki-laki kelahiran Jakarta, 27 November 1970 itu.
Atas dasar keyakinan tersebutlah, Yosi dan personel Project Pop lainnya bersedia ambil bagian dalam konser itu tanpa dibayar sepeser pun.(*)