Memilih Ahok-Djarot Tidak Haram

JAKARTA (9 Februari): Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem DKI Jakarta, Bestari Barus mengeluhkan masih adanya sejumlah masalah yang terjadi memasuki masa tenang Pilkada DKI Jakarta yang tinggal tiga hari lagi. Bestari mengungkapkan masih adanya berbagai propaganda dan agitasi yang terus diterima pasangan Basuki Thahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot). Untuk itu, dirinya meminta agar KPUD dan Banwaslu terus meningkatkan kinerjanya.

“Kita lihat apakah ada hal positif yang dialukan oleh para ‘pihak’ terkait pasangan Ahok-Djarot, kecuali dari pendukungnya, yang dikatakan anti A, anti B, anti C, dan sebagainya yang dilakukan oleh yang tidak mendukung,” ujar Bestari Barus dalam acara Mata Najwa yang digelar Rabu (08/02).

Bestari menegaskan bahwa pihak-pihak yang tidak mendukung di sini bukan hanya diarahkan kepada peserta pemilu atau Paslon, tetapi masyarakat Jakarta secara menyeluruh. Dirinya juga melihat tidak ada pelanggaran yang dilakukan selain oleh tim Paslon. Hal inilah yang menurut Bestari penting untuk diperhatian oleh KPUD dan Banwaslu.

“Yang tidak mendukung kan banyak, jadi jangan diartikan juga peserta pemilu bukan hanya paslon, tapi ada sejumlah masyarakat Jakarta yang terlibat di sana. Ada yang terpengaruh oleh Paslon lain, ada juga yang memang mengikuti Paslon didukungnya,” lanjut Bestari.

Selain itu, terkait timbulnya rasa curiga dari masing-masing Paslon terkait akan terjadi kecurangan, Bestari melihat karena masih adanya hal yang hingga kini belum tuntas dilakukan oleh KPUD terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT). Dirinya mengungkapkan, masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki hari ini dan ke depan agar masyarakat mendapat kepastian.

“Kami rasa KPUD Jakarta sudah mendapatkan yang cukup signifikan, 470 miliar sampling untuk merapikan itu semua, tapi sampai hari ini masih ada keluhan, seperti tetangga saya yang melapor bahwa dia memiliki e-KTP tapi tidak terdaftar di DPT,” ungkap Bestari.

Dalam kesempatan tersebut, Bestari juga ingin mengklarifikasi terkait sejumlah berita hoax yang diterima pasangan Ahok-Djarot. Pertama, berita tentang anak Ahok yang mengatakan agar jangan memilih papanya. Bestari menegaskan bahwa itu hoax.

“Sementara berita hoax kedua, tidak usah saya sebutkan isunya, tapi saya nyatakan di keluarga saya dan teman-teman saya bahwa  apa yang diberitakan media tidak perlu dituruti semuanya. Namun, saya nyatakan dalam hal ini bahwa memilih Ahok-Djarot menjadi Gubernur DKI Jakarta, tidak haram,” tutup Bestari.(Fahrudin Mualim/*)

Add Comment