Kader NasDem Terima Intimidasi

JAKARTA (16 Februari): Sejumlah kader saksi dari pasangan nomor urut 2, Basuki Thahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) yang mendapat intimidasi di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS). Hal tersebut dibenarkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Jakarta Pusat, Lathifa Al Anshori. Dirinya mengungkapkan, intimidasi tersebut berupa larangan pemakaian atribut Pilkada seperti baju kotak-kotak yang menjadi ciri khas pasangan Ahok-Djarot.

Adanya intimidasi seperti itu Lathifa langsung meminta kepada kader atau tim saksi pasangan Ahok-Djarot untuk turun langsung ke TPS-TPS guna memberitahukan kepada masyarakat bahwa tidak ada larangan memakai baju kotak-kotak.

“Seperti yang terjadi di TPS 7, Menteng, di mana pihak KPU mendatangi TPS tersebut guna menjelaskan bahwa tidak ada larangan memakai baju kotak-kotak untuk dateng ke TPS, karena sama saja dengan orang yang menggunakan baju hitam atau putih ketika datang ke TPS. Jangan hanya karena baju kotak-kotak merupakan ciri khas Paslon nomor 2 kemudian dicekal, karena yang dilarang adalah tidak boleh ada nomor Paslon dan tidak ada lambang partai,” ujar Lathifa.

Selain larangan menggunakan baju kota-kotak, Lathifa juga mendapat laporan adanya sejumlah saksi paslon no urut 2 yang mendapat ancaman dari RT/RW setempat, salah satunya yang terjadi di beberapa TPS di Jakarta Selatan.

“Saksi-saksi dari Paslon nomor urut 2 ini benar-benar dizalimi, karena tidak hanya diintimidasi tetapi juga sampai ada yang dipukul di Jakarta Barat. Ini akan ditindaklanjuti oleh badan advokasi kita,” lanjut Lathifa.

Adanya intimidasi yang diterima, Lathifa mengimbau kepada para kader untuk tidak khawatir dan takut. Sebab, pihaknya akan tetap membela. Lathifa juga mengungkapkan, para kader yang mendapat intimidasi bisa melaporkannya ke partai untuk menjelaskan langsung kronologi kejadiaan di lapangan agar segera ditindanjuti oleh tim advokasi.

“Kita berada di tim ini bersama, semua saksi tidak bekerja sendiri tetapi bekerjasama untuk saling membantu. Intimidasi yang dilakukan ini kan sama saja melanggar Pilkada damai,” tutup Lathifa.(Fahrudin Mualim/*)

Add Comment