Basuki Tangkal Issue Menyudutkan di Potlot

JAKARTA (13 April): Untuk kedua kalinya calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendatangi markas grup band Slank. Basuki datang disambut para warga yang sebelumnya sudah menunggu lantaran mengadakan pengajian.

Warga terlihat ramai berkumpul ingin bertemu Basuki. Kebanyakan dari mereka adalah ibu-ibu dan anak-anak. Di acara ini, para warga diperbolehkan bertanya maupun mengkritik kebijakan Basuki-Djarot.

"Boleh dipersiapkan ibu-ibu pertanyaannya kepada Basuki. Boleh mengadu, boleh juga mengkritik," kata pemandu acara di Markas Slank, Jalan Potlot, Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis (13/04).

Acara yang digagas Slank ini diisi dengan tausyiah yang dibawakan oleh KH. Taufik Damas. Setelahnya ada acara sembako murah yang disediakan di acara tersebut menggunakan kupon.

Basuki keluar bersama personel Slank. Para warga pun bertepuk tangan dan mengagangkat hp untuk mengambil foto.

Basuki mengawal pembicaraan dengan menjawab pertanyaan warga soal Ruang Publik Terpadu Ranah Anak (RPTRA).

"Kita jadikan RPTRA jadi tempat bersilaturahim," kata Basuki. Pada kesempatan tersebut, Basuki meluruskan sejumlah isu yang beredar di masyarakat. Salah satu isu yang banyak dikhawatirkan warga adalah penghapusan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"Kalau dengar pilkada gosipnya macam-macam. Gusur semua kampunglah, KJP mau dihapuslah. KJP enggak mungkin dihapus, malahan mau ditingkatkan," terang Basuki.

Lebih jauh Basuki menjelaskan, sejauh ini KJP berjalan sangat baik dengan sistem non-tunai. Untuk anak sekolah yang mampu masuk ke universitas negeri tertentu, maka anak tersebut berhak mendapatkan uang Rp18 juta per tahun.

"Ini bisa digunakan macam-macam. Buat kebutuhan di Indomaret. Kalau sisa, bisa beli laptop," ujar Basuki.

Asalkan setiap pembelian dibeli dengan sistem non-tunai.

"Supaya kami bisa mengetahui pengeluaran Bapak Ibu ke mana saja. Kali saja ada kebutuhan yang bisa kami sediakan dengan sistem ini," tandas Basuki. (*)

Add Comment