Menang dengan Ilmiah dan Cara Terukur
BANDUNG, JABAR (16 Juli): Walikota Bandung Ridwan Kamil menyatakan siap menjadi calon Gubernur Jawa Barat. Hal tesebut disampaikannya di hadapan 1000-an relawan pada acara halal bihalal & Konsolidasi Relawan Jabar Juara, di Bandung, Minggu (16/07).
“Saya sudah siap mengikuti kontestasi sebagai calon gubernur Jabar,” kata Emil sapaan akrab Ridwan Kamil.
Lebih jauh Emil juga menuturkan, segala sesuatu harus dimulai dengan niat. Jika niatnya untuk mengabdi, maka masyarakat pun harus bisa merasakan pengabdian dari pemimnpinya.
“Saya adalah orang yang sudah selesai dengan diri saya sendiri. Karena itu saya dedikasikan diri saya untuk masyarakat Jawa Barat,” jelas Emil.
Emil mengungkapkan bahwa dirinya bukan anggota partai, dia adalah PNS yang cuti sebagai dosen ITB. Karena tidak punya partai, maka dia berkomunikasi dengan semua partai. Namun beda partai beda persyaratannya.
“Ibu saya memberi syarat, jika mau maju jangan masuk partai. Setelah menang, boleh masuk partai,” kata Emil.
Menurut Emil, saat ini baru Partai NasDem yang memiliki 5 kursi di Jabar yang sudah memastikan dukungannya. Kenapa dia menerima ‘pinangan’ dari partai yang digawangi Surya Paloh, menurut Emil karena tak ada syarat yg memberatkan.
Emil berpendapat Pilkada itu bagaimana sosok figurnya, bukan kendaraannya. Selama sopirnya bagus, maka hasilnya juga bagus. Berdasarkan 7 kali survei berturut-turut, posisi Ridwan Kamil elektabilitasnya diposisi terbaik.
Survey SMRC Juli 2017 menyatakan, ketika ditanya siapa akan yang dipilih sebagai Gubernur Jawa Barat seandainya pemilihan dilakukan saat ini, sekitar 31,4 persen warga Jawa Barat menyatakan akan memilih Ridwan Kamil; sementara yang memilih Deddy Mizwar 13,0 persen; Dedi Mulyadi 12,3 persen; Dede Yusuf 8,3 persen; dan AA Gym 7,5 persen.
Di hadapan pada relawan Emil menyatakan bahwa dirinya membutuhkan relawan yang datang dengan keikhlasan.
“Saya tidak punya uang, tapi jika Jabar ingin juara, Insya Allah saya punya cara bagaimana menjadikan Jabar Juara. Pengalaman memimpin kota Bandung, dapat diaplikasikan untuk Jabar Juara, tentu ditambah dengan inovasi baru,” ucap Emil.
Banyak prestasi yang sudah ditorehkan Emil dalam memimpin kota Bandung. Yakni, Pemkot Bandung meraih ranking 1 kinerja ASN se-Indonesia dengan nilai nya A, padahal sebelumnya ada di urutan 200. Mampu meningkatkan kualitas manusia di kota Bandung, saat ini nilainya tertinggi, yakni 80.13. Meraih Adipura setelah 17 tahun anugrah kebersihan itu absen di kota Bandung.
Menurut Emil, kota ini harus dibangun dengan keseimbangan. Mengubah harus dengan semangat keilmuan, dan transparansi.
“Saya dirikan lebih dari 10 penasihat walikota, karena mereka yang akan menjaga saya dari one man show,” ujarnya.
Ben Anderson, filsuf dari Amerika pernah bertanya pada Presiden Soekarno bagaimana menjadi Indonesia? Bung Karno menjawab, karena kesamaan nasib, yakni sama-sama dijajah oleh Belanda dan Jepang. Lalu gerakan kepemudaan dimulai dari Sumpah Pemuda terus menggelinding hingga Indonesia Merdeka. Lalu apa dasarnya supaya tidak berantem? Maka lahirlah Pancasila.
“Kita berkumpul di sini pasti ada kesamaan, persamaannya, adalah punya cita-cita yang sama yakni meraih kemenangan dalam pemilihan Gubernur Jabar tahun depan. Kalau mau dianologikan, saya ini kucing, tapi bukan di dalam karung, tapi di luar karung. Yang bisa terlihat baik dan jeleknya,” terang Emil.
Emil menegaskan bahwa kita harus menang dengan dua cara, yakni menang dengan ahlak bagus, bukan dengan menjelek-jelekan orang lain atau lawan politik. Kedua, menang dengan gagasan dan solusi, bukan dengan memaki-maki orang lain.
“Kita harus menang dengan ilmiah, dengan cara-cara yang terukur,” ujar Emil.
Terkait pasangannya dalam Pilkada Jabar, menurut Emil, Partai NasDem mempersilakan dirinya mencari pasangan. Untuk itu dia sudah membuka komunikasi dengan beberapa kandidat calon wakil Gubernur.
“Dalam dua tiga minggu ke depan, mudah-mudahan sudah ada jawaban siapa pendamping saya,” kata dia.(*)