NasDem Junjung Tinggi Keberagaman
JAKARTA, (14 November): Ada hal menarik yang terjadi di belakang panggung saat persiapan acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem. Empat perwakilan mahasiswa Akademi Bela Negara (ABN) secara bergantian memimpin doa sesuai kepercayaan mereka masing-masing demi berlangsungnya kelancaran acara Rakernas yang berlangsung pada 15-17 November di Jiexpo Kemayoran Jakarta.
Sekretaris Jendral Partai NasDem, Johnny G Plate menuturkan menghargai keberagaman dan perbedaan sudah menjadi tradisi di Partai NasDem tidak terkecuali bagi kalangan Wisudawan ABN. NasDem sangat memegang teguh prinsip empat pilar yang telah diatur para pendiri bangsa salah satunya tentang keberagaman.
"NasDem ingin menampilkan kehidupan beriman dan religiusitas sebagai perekat sosial antara keluarga besar NasDem," ujar Johnny saat ditemui usai memberikan arahan kepada para pengisi acara Rakernas.
Lebih jauh Johnny juga melanjutkan, tradisi NasDem yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman diharapkan dapat memberikan efek positif bagi kehidupan berbangsa. NasDem ingin memberi contoh bahwa ekspresi religiusitas setiap agama yang ditampilkan dalam agenda-agenda nasional merupakan kekuatan bangsa Indonesia yang harus disyukuri.
"Agar penghayatan kehidupan beragama kita itu menjadi kekuatan bangsa, bukan justru kelemahan bangsa," tutur Johnny.
Tradisi saling menghormati satu sama lain dikatakan Johnny diadaptasi NasDem dari kehidupan masyarkat pedesaan-pedesaan di Indonesia yang saling hidup rukun berdampingan kendati berbeda satu sama lain. NasDem ingin mengangkat hal tersebut untuk bisa disadari di tingkat nasional terutama bagi tokoh-tokoh politik selaku pengambil kebijakan.
"NasDem ingin membumikan nilai-nilai itu di dalam interaksi sosial. mudah-mudahan interaksi sosial ini bisa menular dan tertular kepada seluruh komponen bangsa," jelasnya.
Salah satu pembaca doa I komang Pendi Arianto mengungkapkan saling menghargai perbedaan kepercayaan satu sama lain merupakan tradisi yang kental di ABN. Setiap mahasiswa ABN tidak pernah mempermasalahkan agama satu sama lain. Mahasiswa hidup saling berdampingan.
"Mulai dari berdoa saling menghargai satu sama lain, ketika saya ingin ke Pura, teman-teman yang lain saling bertegur sapa, begitu pun sebaliknya," ungkap Pendi.
Pria beragama Hindu tersebut menilai perbedaan merupakan sesuatau yang indah dan harus dijaga. Dirinya juga menuturkan ketika perayaan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober lalu, mahasiswa ABN sengaja berbusana nuansa nusantara untuk mewakili budaya masing-masing dari para mahasiswa.
"Sangat terasa indah dan nyaman di ABN karena memang bisa menerima perbedaan," paparnya. (Uta/*)