Dorong Aplikasi Tekhnologi untuk Membangun Jabar dari Desa

JAKARTA, (19 Januari): Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawab Barat Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, atau yang dikenal sebagai paket Rindu, akan membangun kawasan perdesaan Jabar dengan pendekatan kekinian. Salah satu yang hendak dibangun ialah digitalisasi kawasan yang memiliki ciri khusus.

"Jadi, nanti ada desa khusus penghasil padi, desa khusus penghasil peci, dan lain sebagainya," ucap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) dalam acara Kandidat Bicara di stasion Metro TV, Jakarta, Kamis, (18/1).

Tidak berhenti pada program menumbuhkan ciri khas. Setiap daerah juga akan dicarikan pasar melalui aplikasi yang dikembangkan. Ibaratnya, lanjut Kang Emil, program itu seperti gojek bagi masyarakat desa.

Lebih jauh Emil juga memaparkan, ekosistem yang akan dibangun ialah barang tetap ada di desa, sementara masayarakat melakukan order melalui aplikasi tersebut.

"Aplikasi ini sedang dikembangkan, jadi kita coba di kawasan Indramayu, sebagai penghasil beras. Saya ingin membuat petani di Indramayu melek teknologi. Isu pertanian bukan irigasi saja, melainkan instrumen daya belinya," terang Emil.

Langkah serupa juga dilakukan di kawasan pesisir selatan Jawa Barat. Di kawasan tersebut, kemajuan yang paling mungkin dilakukan ialah sektor pariwisata dan perikanan. Geografi pesisir selatan tidak sedatar dan sesubur kawasan tengah hingga utara Jabar.

"Jadi, mau tidak mau investasi yang bisa dilakukan di kawasan itu ialah pariwisata dan perikanan. Perikanan juga harus dengan teknologi yang baik karena kita tahu di sana ombaknya besar. Itu bisa diakali dengan teknologi," paparnya.

Untuk kawasan tengah hingga pesisir utara, sambungnya, akan menggenjot investasi. Di kawasan yang cocok untuk industri dan pertanian tersebut, investasi akan dipermudah seperti yang pernah dipraktikkan di Kota Bandung. Dia berjanji akan mempermudah investasi untuk industri besar serta meniadakan perizinan untuk usaha mikro rakyat. "Hasilnya sekitar 30 ribu lebih jenis usaha tumbuh di Bandung untuk skala mikro," ucap Wali Kota Bandung itu.

Program dana desa

Uu Ruzhanul Ulum dalam kesempatan yang sama menyatakan akan mengadopsi sistem yang telah berhasil dikembangkannya di Tasikmalaya. Salah satunya program semacam dana desa yang sudah dimulainya dari 2011.

Dikatakannya, setiap desa di Tasikmalaya diberikan dana tunai sebesar Rp500 juta.

"Sebelum pemerintah pusat punya dana desa, program itu sudah ada duluan di Tasikmalaya," terangnya.

Menurut Bupati Tasikmalaya dua periode itu, setiap pembangunan yang dilakukan di desa harus melibatkan masyarakat secara maksimal. Dengan demikian, setiap dana yang diturunkan harus dikelola oleh masyarakat perdesaan.

Ia menyatakan unsur penting yang harus dipenuhi dalam pembangunan desa ialah pembangunan jalan, listrik, irigasi, dan sarana komunikasi.

"Tentu saja peningkatan kesejahteraan masyarakat dan aparatur desa. Kalau semua sudah ada dan kami alami, tentu tingkat kesejahteraan masyarakat akan meningkat," terangnya.

Dipaparkan Uu, satu desa bisa menghasilkan satu perusahaan. Hal itu sudah pernah diterapkannya dengan membangun badan usaha milik desa.

"Jika itu bisa dilakukan di Tasik, bukan tidak mungkin bisa juga kita buat di Jawa Barat seluruhnya."

Lebih jauh, baik Kang Emil maupun Uu menyadari Jabar memiliki subkultur beragam. Oleh karena itu, diperlukan strategi komunikasi yang berbeda pula untuk menjangkau semua lapisan masyarakat.

"Intinya, kita ingin membangun Jabar mulai dari perdesaan," cetus Emil.(MI/*)

Add Comment