NasDem Cetuskan Gerakan Nasional Perlindungan Anak
JAKARTA, (28 Maret): Maraknya kekerasan yang menimpa anak-anak di Indonesia menjadi salah satu alasan Partai NasDem membuat sebuah Gerakan Nasional Perlindungan Anak. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua DPP Partai NasDem bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak, Amelia Anggraiani saat menjadi narasumber dalam acara Ngobrol Pintar Soal Restorasi (Ngopi Sore) yang diadakan di Gedung DPP NasDem, Jakarta, Rabu (28/3).
"Karena itu kami dari Partai NasDem menginisiasi Gerakan Nasional Pelindung Anak. Kita berharap masyarakat terlibat aktif sebagai orang tua bagi anak-anak Indonesia," ujar wanita yang juga anggota Komisi IX DPR RI.
Dalam paparannya Amel menjelaskan bahwa Gerakan Nasional Perlindungan Anak akan dimulai pada tingkat lapisan masyarakt terkecil yaitu RT dan RW. Dari situ, NasDem mendorong agar setiap perempuan khususnya kaum ibu untuk memberi perhatian lebih selain kepada anak-anak biologis mereka masing-masing.
"Hal itu berguna agar setiap anak selalu merasa dilindungi sehingga tidak malu atau tidak takut melaporkan andai kata dirinya menjadi korban dari predator anak," tutur Amel.
Penyakit sosial predator anak sering menimpa anak-anak yang berada pada lingkungan kelas ekonomi menengah ke bawah. Kekerasan yang menimpa anak sering terjadi di wilayah padat penduduk atau fasilitas umum seperti pasar tradisional, terminal, dan juga stasiun.
Amel juga menyampaikan saat ini sudah ada sejumlah program perlindungan anak yang di inisiasi pemerintah melalui Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak. Program-program tersebut dikatakannya terus didukung NasDem lewat kehadiran anggota legislatifnya di Gedung DPR.
"Program-program yang diusung Kementerian harus kita dukung. Karena urusan perlindungan anak bukan hanya urusan kementerian. Di DPR saya akan terus dorong anggota DPR NasDem untuk mempertajam peran Pokja Perlindungan anak. Perlindungan anak harus menjadi urusan semua," jelasnya.
Selain program Gerakan Nasional Perlindungan Anak, NasDem juga memiliki program-program yang konsern kepada kaum ibu dan perempuan seperti penyuluhan dan vaksinisasi kanker serviks gratis, dan bimbingan edukasi kepada anak-anak untuk melawan info-info hoax yang beradar di media sosial.
"Ibu-ibu diberikan peran untuk mengedukasi anak-anak mencerna berita yang benar dan tidak benar. Ibu-ibu harus diberikan pencerahan untuk menggunakan media sosial dengan bijak. (Uta/*)