Pemimpin Harus Melayani
JAKARTA, (6 April): Dalam Debat Terbuka yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Calon Gubernur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan pemimpin harus melayani dan menjadikan masyarakat sebagai harta. Ia percaya kepedulian pemimpin mampu menolong masyakat dalam kesulitan apa pun.
"(Pemimpin) tidak pernah memikirkan uangnya, termasuk mengorbankan dirinya untuk rakyat," tegas Viktor dalam debat perdana Pilgub NTT di Jakarta, Kamis, (5/4).
Lebih jauh dipaparkan Viktor, seorang pemimpin harus tetap menjaga hati. Kewaspadaan pun harus diutamakan.
Sedangkan cawagub Joseph Nae Soi mengingatkan NTT memiliki masyarakat dengan watak keras.
"NTT membutuhkan pemimpin yang tegas," ucap Joseph.
Joseph memastikan pasangan calon nomor urut 4 akan berhasil membawa kemajuan di wilayah itu. Berbagai persoalan hingga stigma buruk tak lagi dibiarkan menempal pada NTT.
"Pilih pemimpin yang punya hati, otak, dan jejaring yang luas sehingga bisa menyelesaikan masalah di NTT," ucap dia.
Mengenai gizi buruk di NTT, Viktor meyakini daun kelor bisa menjadi sumber makanan alternatif di NTT.
"Kita melihat bahwa sebenarnya masalah gizi buruk karena pemerintah tidak mendorong agar kelor menjadi sayur unggulan untuk memberikan protein bagi otak anak," kata Viktor.
Dijelaskan Viktor, pemanfaatan daun kelor telah terbukti berhasil mengentaskan warga di Afrika dari gizi buruk. Viktor menyayangkan sikap masyarakat yang tak terlalu peduli pada sumber makanan alternatif itu.
"Orang Afrika untuk menyelesaikan gizi buruk dengan makan kelor. Orang NTT tidak pernah mau makan kelor. Itu bertumbuh liar di NTT," ucap mantan Ketua Fraksi Partai NasDem itu.
Ditambahkan Viktor, gizi buruk perlu ditanggulangi dengan perubahan pola pikir masyarakat tentang daun kelor. Jenis tumbuhan itu memang khusus diciptakan untuk manusia.
"Hidupnya sampai 60 tahun, pohon ini enggak dimakan binatang. Memang dibuat untuk manusia supaya jangan ada gizi buruk," ucap dia.
Viktor juga menyebut pemerintah harus menyediakan sapi perah bagi tiap rumah tangga. Perlu pula meningkatkan gizi bagi masyarakat melalui program-program tepat sasaran.
"Ke depan pemerintah harus pintar membuat program agar membantu anak-anak itu. Kan bicara ibu-ibu, ya pastilah ibu-ibu harus masak yang bagus dan berprotein," ujar Viktor.
Debat ini diikuti empat pasangan, yaitu Esthon L Foenay-Christian Rotok (Esthon/Chris), Emilia Nomleni (Emi), Benny K Harman-Benny A Litelnoni (Harmoni), dan Viktor Bungtilu Laiskodat-Joseph Nae Soi (Victory/Joss). (*)