Ridwan Kamil Sedih di Purwakarta Masih Ada Busung Lapar
PURWAKARTA, (12 Mei): Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sedih melihat persoalan gizi buruk masih terjadi di Kabupaten Purwakarta.
"Sedih saya, di Purwakarta masih ada kasus malnutrition energy protein (busung lapar). Selain Hasanudin, saya akan fokus pada solusi agar tidak ada kasus lainnya di Jawa Barat," ucap pria yang akrab disapa Kang Emil saat di Purwakarta, Jumat (11/5).
Ridwan Kamil mengatakan hal tersebut seusai mengunjungi Hasanudin, 18, penderita gizi buruk. Hasanudin adalah warga Kabupaten Purwakarta itu hanya bisa beristirahat di atas kasur.
Akibatnya, putra bungsu dari empat bersaudara itu tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP. Belum lagi keterbatasan ekonomi yang membuat pengobatan Hasanudin semakin sulit.
Kang Emil kembali memaparkan beberapa program untuk menanggulangi kasus gizi buruk di Jabar. Seperti, program Ojek Makanan Balita (Omaba). Program ini sudah berjalan di Kota Bandung dan siap dibawa ke Jabar.
"Programnya kami menyiapkan makanan sehat dan mengirimkan ke rumah-rumah yang memiliki balita kurang gizi. Setiap hari kami kirim dua porsi, karena rata-rata mereka tinggal di desa yang jauh sehingga enggak mungkin mereka yang ambil sendiri," ungkapnya.
Selain itu, diperlukan juga pelatihan untuk para kepala desa agar bisa melaporkan kasus gizi buruk di daerahnya secara daring.
"Kalau dengan aplikasi bisa terdata dan kami bisa lakukan penindakan pertolongan. Setelah didapat kasus, kami beri pertolongan," papar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Hasanudin tersenyum saat dijenguk Kang Emil. Dia juga menceritakan kondisi perekonomian keluarganya.
"Ayah kerja mancing, ibu hanya seorang ibu rumah tangga. Kegiatan saya sehari-hari paling cuma tidur," tutur Hasanudin.
Hasanudin dirawat di rumah pamannya, Bayu, di Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta. Menurut Bayu, langkah ini ditempuh agar akses pengobatan Hasanudin lebih mudah.
"Ketahuannya kan baru dua atau tiga tahun yang lalu. Cuma di sana berobat susah. Kalau mau ke Kota Purwakarta harus menghabiskan waktu 1,5 jam, itu pun pakai perahu dulu. Kalau di sini kan lebih dekat (ke dokter)," kata Bayu.
Dokter yang menangani Hasanudin, Reza Rinaldi, mengungkapkan, Hasanudin sudah lama menderita gizi buruk dan tidak mendapat penanganan yang baik. Di usia 18 tahun, jelas dia, Hasanudin hanya memiliki berat badan 20 kg, jauh dari angka yang ideal.
"Ini malnutrisi protein menahun. Harusnya asupan makanan bergizi sejak kecil. Butuh terapi tumbuh kembang yang masif karena idealnya usia 18 tahun harusnya mencapai 45 sampai 50 kg," ungkap Reza. (MI/*)