Surya Paloh: 20 Tahun Reformasi Kita Butuh Perenungan Besar
JAKARTA, (20 Mei): Tokoh Nasional Surya Paloh menegaskan bahwa perjalanan 20 tahun reformasi bangsa ini harus terus menjadi perhatian kita semua.
Secara langsung Surya Paloh mengatakan bahwa kehadiran era reformasi bagaimanapun telah melalui era baru dari perjalanan panjang pengisian kemerdekaan bangsa kita.
"Tema utamanya kehadiran reformasi itu bangkit dari keinginan untuk menegakkan perlawanan dari apa yang dianggap perlu dikembalikan kepada semangat dan spirit, prosedural, sistem, motivasi dan nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki seutuhnya," katanya, dalam program 20 tahun reformasi di TVRI, Minggu (20/5).
Selain fokus pada upaya pemberantasan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) secara jujur Ketua Umum Partai NasDem ini juga berani mengatakan bahwa telah banyak hal yang sudah bisa kita capai dari kehadiran kita di era reformasi ini diantaranya adalah kebebasan berserikat.
"Paling tidak saya bisa menyatakan kebebasan berserikat khususnya kebebasan pers di negeri ini yang kita capai di era reformasi," terangnya.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kita dalam mengisi reformasi, Surya Paloh menuturkan hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pergerakan peradaban kita sebagai bangsa yang maju ke depan, stagnan atau mundur ke belakang.
"Inilah yang menjadi pekerjaan bangsa kita ini," katanya.
Disiplin nasional dan etos kerja kita sebagai bangsa menurut Surya Paloh harus menjadi perhatian kita bersama. Ia justru sangat prihatin dengan merebaknya isu SARA yang menunjukkan bahwa bangsa kita sedang berada pada titik nadir peradabannya yang rendah.
"Ini memerlukan perenungan besar, kita banyak membuang energi yang percuma bahkan untuk bertikai di antara kita satu sama lain," lirihnya.
Pengalaman, menurut Surya Paloh adalah guru terbaik bagi kita semua. Tidak ada yang kurang dari bangsa kita yang dianugerahi ini, akan tetapi, Surya Paloh memandang, saat ini kita sedang dihadapkan pada masalah karakter kita sebagai suatu bangsa.
"Sekarang ini kita semuanya terkesan membuat pencitraan kita semua ini orang baik tapi niat dan itikad itu tidak kita implementasikan," katanya.
Yang jauh lebih memprihatikan lagi lanjut Surya Paloh adalah potret masyarakat kita hari ini yang menurutnya ibarat masyarakat yang tidak sehat atau sedang sakit.
"Kita mudah menyalahkan diri orang lain tapi tidak berani dan terlalu pelit untuk menyalahkan diri kita sendiri," lanjutnya.
Para politisi kata Surya Paloh berlomba-lomba untuk mengejar kekuasaan hanya demi kekuasaan semata mata bukan untuk kesejahteraan bersama. Untuk itu menurutnya ini adalah pekerjaan rumah kita sebagai suatu bangsa untuk bersama-sama memperbaikinya.
"Kita banyak menghadirkan politisi tapi defisit negarawan di negeri ini," katanya.
Surya Paloh menegaskan bahwa dibutuhkan adanya penguatan kembali di semua sendi kehidupan kita untuk berani melakukan evaluasi dan merekonstruksi ulang pikiran-pikiran strategis demi kemajuan dan masa depan bangsa diantaranya melalui pemerintahan yang kuat dan berkelanjutan.
"Saya berharap perintahan yang hadir di negeri ini adalah pemerintahan yang setiap hari bertambah menjadi pemerintahan yang kuat, kokoh dan berkelanjutan. Negeri ini membutuhkan itu," katanya.
Ketika disinggung sejauh mana optimismenya dalam melihat masa depan Indonesia sebagai suatu bangsa. Surya Paloh mengisyaratkan bahwa kita semua harus memperkuat semangat kebersamaan dan persatuan kita sebagai suatu bangsa.
"Tergantung kita. Kita mau optimis bisa mau pesimis juga bisa. Kita dan sekali lagi kita. Kita untuk kita," tandasnya.(*)