Pengamat Nilai NasDem Partai Cerdas

JAKARTA, (1 Juli): Dari ajang perhelatan Pilkada serentak 27
Juni lalu, Partai NasDem mencatat ada 11 dari 17 pasangan calon usungan yang
menang di pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Kemenangan itu ada di provinsi Jawa Timur, Jawa tengah, Jawa
Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara,
Riau, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan.


Bahkan, empat calon pemenang di antaranya merupakan murni kader internal Partai NasDem.
Masing-masing yakni Herman Deru di Sumatera Selatan, Viktor B. Laiskodat di Nusa
Tenggara Timur, Ali Mazi di Sulawesi Tenggara dan Brigjen TNI
(Purn.)
Edy Nasution di Riau.

 

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC),
Djayadi Hanan menilai Partai NasDem sangat cerdas dalam menentukan siapa calon
yang akan diusung. Menurutnya bisa bilang Partai NasDem berhasil dalam melihat
potensi yang dimiliki dari setiap calon kepala daerah.

 

"Saya kira kuncinya di kemampuan melihat kandidat mana
yang mempunyai akseptabilitas di sebuah daerah. Kandidat yang memiliki
akseptabilitas tinggi biasanya akan dipilih oleh masyarakat. Partai seperti
NasDem dan partai lain sejak awal berani untuk melihat kandidat mana yang
tampaknya akseptabilitasnya tinggi," terangnya.

 

Ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6)
Djayadi menjelaskan, skema Politik Tanpa Mahar yang diterapkan Partai NasDem
hingga ke tingkat bawah menurutnya juga menjadi salah satu faktor keberhasilan
NasDem di Pilkada 2018.

"Kalau NasDem ngakunya tanpa mahar kan, mungkin itu jadi salah satu
faktornya," jelas dia.

 

Dengan politik tanpa mahar, kata Djayadi, NasDem jadi tidak
memiliki beban psikologis untuk mencalonkan kandidat yang memiliki
akseptabilitas tinggi di sebuah daerah.  Hal
tersebut menurutnya membuat Partai NasDem berani mengusung calon tanpa perlu
bernegosiasi secara alot.

 

"Itu faktor kenapa calon yang mereka (NasDem) usung banyak yang
menang," kata Djayadi. 

 

Sementara itu di pihak lain, lanjut Djayadi, biasanya partai
sibuk bernegosiasi dengan calon yang akan diusung dalam waktu yang cukup
lama. Padahal, dari Pilkada selama ini faktor utamanya adalah kandidat
yang dicalonkan.


"Contohnya Ridwan Kamil di Jabar, partai lain belum
nyalonin, mereka sudah duluan. (NasDem tahu) Ridwan Kamil adalah calon yang
paling diterima masyarakat, sehingga potensi terpilih sangat besar,"
pungkasnya.

Add Comment