NasDem Tanamkan Pola Pikir Orientasi Kelautan

JAKARTA (23 Agustus): Indonesia saat ini
masih belum sepenuhnya bisa dikatakan sebagai negara yang ramah tentang dunia
kemaritiman atau kelautan.
 


Kebijakan pemerintah masih berkonsentrasi
tentang pembangunan infrastuktur darat seperti jembatan dan jalan tol. Padahal
laut mempunyai potensi kekayaan alam yang bisa meningkatkan perekonomian
bangsa.

 

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ketua
DPP Partai NasDem bidang Pertanian dan Kemaritiman Emmy Hafild saat
mempresentasikan rancangan kerja tentang kebijakan NasDem di bidang kemaritiman
yang berlangsung di Gedung DPP NasDem, Jakarta, Kamis (23/8).

 

"Gaya hidup masyarakat dan kebijakan
pemerintah saat ini masih berorientasi di darat, belum pada laut. Tidak heran
mengapa ada pantai di Indonesia yang kotor dan tidak terawat," tutur Emmy.

 

Emmy melanjutkan, kemajuan pengelolaan
sumber daya laut Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara-negara lain.
Bahkan Indonesia tertinggal dari negara tetangga seperti Singapore dan
Malaysia.

 

"Singapura dan Malaysia masih lebih
maju, di sini bisa kita lihat sama-sama bahwa tata kota masih membelakangi
laut, sehingga laut cenderung kotor, Muara Angke contohnya," paparnya.

 

Selain itu, NasDem juga mendorong agar
Indonesia perlu melakukan gerakan restorasi yang bisa mendudukkan pola pikir
mayoritas masyrakat kepada dunia maritim. Pendidikan dunia maritim perlu
ditanamkan di sekolah-sekolah sejak dini.

 

"Laut sebagai pusat kehidupan itu
harus ditanamkan, kita harus punya interaksi dengan laut, hidup kita itu dari
laut, anak-anak bisa di ajarkan untuk berinteraksi dengan laut,"
pungkasnya. (Uta/*)

Add Comment