Wanda Ungkap Rahasia Cerdas Pakai Medsos
JAKARTA (4 September): Wanda Hamidah meminta masyarakat untuk cerdas dalam menanggapi setiap isu atau berita yang berseliweran di media sosial. Menurutnya, masyarakat harus mengambil jeda untuk sejenak memahami dan mencari kebenaran kabar tersebut sebelum menyikapinya.
Hal tersebut diutarakan Wanda kepada partainasdem.id untuk program Kabar Restorasi persembahan Media Center Partai NasDem di sela-sela kegiatan Pekan Orientasi Calon Legislatif DPR RI Partai NasDem di Hotel Mercure Ancol Jakarta, Minggu (3/9).
“Jadi kalau bisa, cara kita untuk tidak memperkeruh suasana kalaupun kita membaca jangan disebarkan kalau itu tidak tepat, tapi kita cerna dulu, kita cari apakah berita ini dari media yang kredibilitasnya kita bisa percaya,” katanya.
Menurut Wanda lagi, masyarakat juga harus mencari tahu latar belakang siapa orang yang berbicara mengenai isu tersebut termasuk kenapa kemudian bisa terlontar pendapat seperti itu.
“Sebetulnya masyarakat itu cukup cerdas artinya bisa menilai sesorang itu kan sekarang gampang ya kita lihat track record seseorang itu kan kelihatan konsisten atau tidak konsisten,” imbuhnya.
Mengenai berita hoaks yang kini juga masih menjadi tantangan, Wanda berharap masyarakat tidak terpancing untuk ikut melakukan hal itu karena menurutnya memang sekarang ini di media sosial banyak sekali orang yang tangannya lebih cepat daripada berpikirnya.
“Jadi jangan juga semua portal media kita ikuti padahal portal itu sengaja dibikin buat menyebarkan berita-berita hoaks,” tukasnya.
Bersama Partai NasDem calon legislatif DPR RI Dapil DKI Jakarta I nomor urut 2 ini pun terus berupaya menjaga situasi yang kondusif dan damai di tengah gejolak pileg dan pilpres serentak tahun depan.
“Kita mau masyarakat ini cerdas untuk memilah-milah berita mana dan kemudian ketika menerima berita harus cek kebenarannya,” ungkapnya.
Beberapa langkah diutarakan Wanda adalah ketika turun ke masyarakat sampaikan pesan-pesan yang positif yang damai sehingga jangan sampai masyarakat terprovokasi gampang dipecahbelah.
“Supaya ya itu gak gampang dipecah belah apalagi kemudian turut terprovokasi melakukan tindakan-tindakan dalam tanda kutip inkonstitusional,” pungkasnya.(*)