Rachmat Gobel Fokus Gorontalo Jadi Lumbung Pangan

JAKARTA, (26 September): Menjadikan Gorontalo lumbung pangan Indonesia di bagian Timur menjadi tekad Rahmat Gobel, calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI asal Partai NasDem untuk Daerah Pemilihan Gorontalo.

Untuk merealisasikan programnya, bahkan Rahmat berencana tidak menggunakan APBD maupun APBN. Pengusaha asal Gorontalo itu akan menggandeng PT Rajatani Agro Nusantara yang merupakan anak perusahaannya di bidang pertanian untuk mengubah mindset dan pola tanam petani sehingga mampu mengoptimalkan lahan yang dimiliki.

“Program ini tidak dibiayai pemerintah tapi dibiayai oleh APRG ( Anggaran Pribadi Rahmat Gobel). Justru sebagai putra daerah bantu membangun Gorontalo dengan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pertanian,” kata Anne Sri Arti, CEO PT Rajatani.

Lebih jauh Anne menuturkan, Rahmat Gobel bercita-cita menjadikan Gorontalo sebagai lumbung pangan Indonesia Timur dengan menciptakan kawasan pertanian Biodynamic Farming atau pertanian biodinamis.

“Sistem pertanian ini  sepenuhnya memanfaatkan unsur-unsur biologis atau kehidupan sebagai pendorong dalam sistem pertaniannya. Misalnya menggunakan berbagai bunga berwarna seperti bunga kenikir sebagai police farming atau pengusir hama tanaman,” terangnya.

Sistem ini, jelas Anne, juga memanfaatkan berbagai bahan baku yang banyak tersedia di sekitar Gorontalo untuk dijadikan pupuk maupun bahan baku pestisida nabati yang langsung pembuatannya diajarkan kepada petani sehingga petani tidak lagi tergantung terhadap pupuk kimia.

Upaya Rahmat Gobel dan Rajatani menjadikan Gorontalo daerah berkedaulatan pangan dan lumbung pangan untuk Indonesia Timur mulai menampakkan hasil.

Demplot pertama PT Rajatani Agro Nusantara dibangun pada April 2018 di Tridarma Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo telah menunjukkan hasil yang membuat para petani setempat bangga menjadi petani.

“Komoditi yang ditanam antara lain cabai rawit, tomat, kol dataran rendah, timun, edamame atau kedelai jepang, jagung dan padi, singkong untuk pasokan industri dan sereh wangi,” kata Anne.

Dengan agroklimat yang luar biasa panas, pertanian Gorontalo membutuhkan penanganan dan pengamatan yang extra. 

“Ada joke di kalangan  masyarakat bahwa di Gorontalo hanya ada dua musim yaitu musim panas dan musim panas sekali,” ungkap Anne.

Awalnya Rahmat berpikir hal itu hanya candaan tapi setelah menetap dan membina petani di Gorontalo ternyata memang benar adanya dengan cuaca panas capai 45 derajat. Karena itu harus banyak siasat dan strategi menghadapi suhu ekstrim yang mengakibatkan banyaknya semak belukar dan membuat hama penyakit cepat berkembang biak.

Demplot Rajatani sedikit demi sedikit telah mengubah mind set petani menjadi optimisme dan semangat bertani mulai bangkit. Kebiasaan datang ke kebun siang hari kini sejak subuh mereka sudah melakukan monitoring perkembangan tanaman dan menentukan apa yang harus dilakukan.

Mulai dari pengolahan tanah, penyemaian benih, penanaman semaian, antisipasi penyakit, pembasmian serangga , penghitungan biaya tanam, menangani panen mampu dilakukan dengan baik.

Rahmat Gobel dan Rajatani membangun demplot pertanian ini di sejumlah tempat di Gorontalo dan daerah lainnya di Tanah Air. Program ketahanan pangan ini ditangani secara konsisten dan turun langsung ke lapangan.

“Pak Rahmat Gobel dan saya sendiri setiap tiga bulan sekali mengadakan diskusi terbuka dan melakukan pembinaan langsung sehingga para petani bisa menanyakan apa saja di forum itu,” ungkap Ane seperti dikutip dari bisniswisata.co.id.

Ke depan Gorontalo juga menjadi tujuan Agrowisata dan pusat belajar petani di kawasannya sehingga Gorontalo  berkedaulatan pangan dan menjadi lumbung pangan untuk Indonesia Timur.(*)

Add Comment