Demokrasi Jangan Dibajak Pelaku Hoaks
JAKARTA (8 OKtober): Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Taufik Basari berharap kasus berita bohong oleh Ratna Sarumpaet menjadi pelajaran dan berharap kasus serupa tak terulang.
"Jangan sampai demokrasi kita dibajak oleh pelaku hoaks," kata Taufik dalam diskusi publik di Setia Budi, Jakarta Selatan, Minggu, (7/10).
Lebih jauh calon anggota legislatis (Caleg) NasDem untuk Daerah Pemilihan Lampung 1 ini menyatakan para politikus bisa belajar banyak dari kasus Ratna agar tak sembarang memberikan informasi yang belum pasti kebenarannya. Sebab, politikus memiliki tanggung jawab secara moral kepada publik terkait akurasi informasi yang diberikan. Terlebih, kasus Ratna masuk kategori sensitif.
"Jika seseorang yang dikesankan memperoleh kekerasan, maka harus dicek kebenarannya terlebih dahulu," jelasnya.
Politisi NasDem itu juga berharap masyarakat bisa menjadi lebih kritis ketika menerima informasi. Berita yang masuk tak boleh ditelan mentah-mentah tanpa mencari tahu kebenarannya.
"Kita dalam dunia ini harus sadar bahwa setiap informasi yang kita dapatkan tidak bisa ditelan bulat-bulat, harus dikritisi. Meski info itu diutarakan oleh pihak kredibel," ujarnya.
Taufik juga berharap media massa bisa turut mengambil pelajaran dari kasus Ratna. Proses verifikasi menjadi hal yang wajib hukumnya manakala hendak memberikan sebuah informasi yang ramai jadi perbincangan.
"Kasus itu ada beberapa media yang langsung percaya, padahal bisa check and recheck dulu. Kesan diragukan harus muncul juga dalam media. Ketika itu sudah dibungkus menjadi kepastian maka memperbaikinya susah," imbuhnya.
Ditegaskan Ketua BAHU NasDem itu, para penyebar hoaks juga tak cukup dengan sanksi administrasi atau pidana. Sanksi sosial dengan tak lagi percaya kepada mereka yang menyebar hoaks juga harus diterapkan.
"Sanksi misalnya tidak memberikan panggung bagi politisi yang terlibat menyebarkan informasi bohong merupakan hukuman ampuh. Lalu, bagi publik jangan diberikan ruang sebagai penyebar informasi dan untuk media ingatkan bahwa itu adalah bohong," pungkas Taufik. (MTV/(*)