a

Kesetaraan Gender Merupakan Hal Mutlak

Kesetaraan Gender Merupakan Hal Mutlak

JAKARTA (8 Oktober): Kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki merupakan hal mutlak dalam era modern seperti saat ini. Negara harus bisa menjamin tidak adanya diskriminasi antara kaum perempuan dan laki-laki. 

Pernyataan tersebut dikemukakan aktivis perempuan Devi Asmarani saat menjadi pembicara dalam Focus Grup Discussion (FGD) tentang perempuan dan kesetaraan gender yang diadakan oleh Partai NasDem di Jakarta Selatan, Senin (8/10). 

Saat ini, kata Devi, setidaknya ada 400 lebih peraturan daerah (perda) yang sifatnya diskriminatif terhadap kaum perempuan. Perda tersebut bertentangan dengan karakter nasional pemerintahan Indonesia. 

"Bentuk diskriminasi tersebut seperti perda yang membatasi cara perempuan berpakaian dan pembatasan waktu aktivitas perempuan di luar rumah," papar Devi.

Benturan pandangan antara agama dan politik juga merupakan salah satu faktor yang membentuk diskriminasi terhadap perempuan. Peluang perempuan untuk menjadi pemimpin sangat kecil khususnya di wilayah-wilayah yang menerapkan syariat Islam. 

"Seperti di Aceh, sulit bagi perempuan menduduki jabatan di pemerintahan karena adanya pandangan larangan perempuan untuk menjadi pemimpin," tuturnya. 

Untuk itu, kata Devi, perempuan sudah seharusnya bisa  memperjuangkan hak mereka agar bisa mematahkan adanya budaya patriarki yang saat ini cenderung menguntungkan laki-laki. Perjuangan perempuan bisa dilakukan dengan cara masuk langsung ke dalam pemerintahan. 

"Semakin banyak jumlah perempuan yang ada di pemerintahan semakin memperbesar peluang lahirnya kebijakan-kebijakan yang memihak pada perempuan," paparnya. 

Dalam kesempatan yang sama, politisi NasDem sekaligus anggota Komisi IX DPR RI Amelia Anggraini menuturkan dalam tingkat struktural partai politik (parpol) perempuan dan laki-laki memiliki hak politik yang sama. Hal tersebut sudah jelas diatur dalam konstitusi. 

"Yang harus kita lakukan sekarang adalah bagaimana perempuan yang sudah dan akan duduk di parlemen bisa membuktikan kapasitasnya agar bisa bersuara untuk mendukung perempuan," paparnya. 

Amel melanjutkan, acara FGD tentang kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki merupakan salah satu bentuk konkrit NasDem memberikan pendidikan kepada kader-kader caleg perempuan. FGD ini diharapkan bisa menjadi bekal caleg perempuan NasDem untuk nantinya bisa bersuara di parlemen. 

"Sehingga caleg perempun NasDem bisa semakin memetakan permasalahan tentang perempuan di Indonesia," paparnya. (Uta)

Add Comment