Thita Syahrul Kembali Diundang Panen Padi
Thita Syahrul Kembali Diundang Panen Padi
GOWA (4 November): Indira Chunda Thita Syahrul kembali menerima undangan panen padi dari petani yang dulu pernah dibantu mendapatkan Alat Mesin Pertanian (alsintan) saat Thita menjadi anggota DPR RI.
Jika minggu sebelumnya Thita melakukan panen raya di Desa Bontosunggu, maka kali ini giliran undangan panen datang dari Daeng Nanjeng, kelompok petani di Kelurahan Mataallo, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/11).
Meski yang diberikan Thita ke petani berupa mesin pertanian, namun saat panen, Thita diberi kesempatan pertama untuk memotong padi menggunakan sabit padi. Iapun mengaku tidak keberatan, karena sudah terbiasa berada di sawah, sejak menjadi anggota DPR RI Komisi IV, yang membidangi pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan dan Bulog.
"Saya sudah biasa mi, panas kepanasan, hujan kehujanan. Jadi tidak perlu ada yang istimewa atau harus disiapkan yang mewah. Jangan mi kasi ka apa-apa dari bantuan yang saya berikan, cukup kasi lihat hasil panen ta yang melimpah," ungkap Thita, seperti dikutip dari rakyatku.com, Sabtu (3/11).
Lebih jauh Thita menuturkan, dirinya sudah bukan lagi anggota DPR RI. Namun, Thita berharap pengabdiannya untuk masyarakat, khususnya petani, nelayan dan peternak, tidak berhenti sampai di sini. Apalagi, masih banyak proposal alsintan yang belum bisa ia realisasikan.
"Kalau hanya untuk diri saya sendiri, saya rasa apa yang saya miliki sudah cukup. Tapi, masih ada banyak kebutuhan petani dan nelayan yang datang ke saya, dan belum bisa saya berikan. Jadi saya berharap, pengabdian ini tidak berhenti sampai di sini," ucapnya.
Thita kini bertarung di Pemilu Legislatif melalui Partai NasDem di Dapil Sulsel I, yang meliputi Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar.
Deng Nanjeng, ketua kelompok tani yang mendapatkan bantuan mesin pengering padi dari Thita, mengakui, tidak akan bisa melupakan kebaikan Thita, yang sudah memberikannya bantuan tersebut. Apalagi, para petani mengalami kerugian besar jika telah masuk musim hujan.
"Awalnya saya sudah sempat menyerah karena ternyata ada banyak persyaratan administrasi. Tapi, tim dari Ibu Thita, Aksi Nyata, ternyata tidak setengah-setengah kalau membantu, dan semua administrasinya diuruskan. Itulah mengapa saya katakan, sampai mati saya tidak akan melupakan kebaikan beliau," tuturnya. (*)