Dubes RI di Ekuador Luruskan Propaganda Negatif EU atas Sawit Indonesia
Dubes RI di Ekuador Luruskan Propaganda Negatif EU atas Sawit Indonesia
QUITO (16 November): Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Quito, Ekuador melakukan upaya untuk meluruskan propaganda negatif dari negara EU (Uni Eropa) untuk mempengaruhi negara penghasil kelapa sawit di kawasan Amerika Selatan untuk tidak bekerja sama dengan Indonesia.
Salah satu upaya yang ditempuh adalah mengundang Dr Edy Suprianto seorang peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) untuk berbagi pengalaman tentang upaya Indonesia mengembangkan industri kelapa sawit serta kenyataan bahwa industri sawit Indonesia ramah lingkungan.
Pada Selasa (13/11) KBRI Quito dipimpin langsung Duta Diennaryati Tjokrosuprihatono atau yang akrab disapa Dieny Tjokro melakukan pertemuan dengan para peneliti industri sawit Ekuador dari Laboratorium INIAP di Santo Domingo.
Saat ini Kelapa sawit Ekuador sedang menghadapi masalah berat berkaitan dengan hama PC atau Bud Rot (pucuk busuk) yang menyerang perkebunan kelapa sawit terutama di daerah Esmeralda dan Santo Domingo.
Peneliti Edy Suprianto meninjau langsung perkebunan yang terserang hama dan melakukan diskusi intensif dengan para peneliti kelapa sawit Ekuador sambil melihat penyebabnya untuk tahap awal.
Kegiatan Dubes Dienny yang juga politisi Partai NasDem ini dilanjutkan dengan pertemuan dengan Kadin Santo Domingo berikut press conference dengan media televisi dan radio tentang kerja sama trading Indonesia-Ekuador.
Cucu pahlawan nasional MH Thamrin ini juga menjelaskan bahwa industri kelapa sawit Indonesia memperhatikan keselamatan lingkungan. Tuduhan yang ditujukan kepada Indonesia merusak lingkungan sudah lama ditinggalkan dan Indonesia telah memperoleh SLVK.
Kegiatan dilanjutkan Rabu (14/11) dengan Workshop Towards Sustainable Palm Oil: Indonesian Experience di Grand Hotel Salon Santo Domingo yang dihadiri 150 orang yang mayoritas adalah pengusaha kelapa sawit dan beberapa petani kelapa sawit Ekuador.
Pemaparan Edy Suprianto melalui pengalaman 30 tahun penelitiannya tentang industri kelapa sawit di Indonesia disambut antusias oleh peserta termasuk ANCUPA organisasi pengusaha kelapa sawit.
"Kegiatan akan ditindak lanjuti dengan rencana kerja sama dalam bidang penelitian dan juga kerja sama G to G maupun B to B dalam industri kelapa sawit," kata Dieny.(*)