Pendidikan Usia Dini Bangun Mental dan Karakter Bangsa

SUKABUMI (1 Desember): Calon anggota legislatif (Caleg) Dapil IV Jawa Barat nomor urut 1, Pudji Hartanto kembali mengingatkan  pentingnya pendidikan usia dini karena terkait dengan pentingnya pembentukan mental dan karakter sejak usia dini. 

Melalui pendidikan pra sekolah, kata Pudji, selain mental, seorang anak dipersiapkan secara matang untuk bersaing, mempunyai keterampilan sendiri, menjadi seorang pemimpin yang tangguh dan berani tampil di tengah-tengah masyarakat.

“Pendidikan itu harus diawali di usia dini, baik itu di lingkungan rumah, keluarga maupun sekolah. Jika sudah mulai dari usia dini mereka akan terbiasa dan tidak canggung lagi. Contoh termudah saja, anak diajarkan nyanyi sampai hapal, dan sampai tua dia akan ingat. Begitu juga dengan disiplin perilaku dan intelektualnya,” ujar Pudji kepada partainasdem.id, Sabtu (1/12).  

Pudji juga mengatakan, pendidikan menjadi perhatiannya dan skala selektif prioritas. Selain  pendidikan juga perlu kesehatan, karena jika tidak sehat bagaimana bisa beraktivitas melakukan pendidikan belajar. 

“Prioritas pertama  memang harus sehat dulu. Bagaimana anak-anak harus diperiksa secara rutin, sehingga bisa tumbuh berkembang dengan baik,” ungkapnya.

Dilihat dari wilayah geografisnya, tambah Pudji berbeda-beda apalagi Kota Sukabumi yang dikenal religi dan banyak pondok pesantren. Melalui pendidikan nonformal maupun formal ia ingin melakukan peningkatan.

“Jadi melalui pendidikan  formal maupun nonformal saya ingin melakukan satu peningkatan, sehingga mendapatkan kualitas. Di sisi lain kita tidak mau banyak pendidikan yang nonformal tapi predikatnya asal-asalan. Mereka harus mengacu pada peraturan,” katanya.

Artinya nonformal harus bisa sejajar bahkan melebihi formal, tambah Pudji sehingga tidak ada lagi ketimpangan. 

“Jangan sampai, karena9 letak  geografis wilayah yang berbeda pendidikan nonformal tidak sama kualitasnya,” tegas Pudji.

Pudji menilai, persoalan pendidikan nonformal saat ini adalah anggaran. Namun jangan karena hal itu lalu menurunkan kualitas. Atau hanya ada tempat pendidikan sehingga menjadi masalah di kemudian hari.

“Selain itu, tenaga pengajar juga perlu diperhatikan. Kalau tidak sama juga bohong karena yang mengubah satu sikap, menambah pengetahuan anak juga kan berangkat dari guru. Kalau guru tidak sejahtera akan berat.  Agar anak didiknya berkualitas, gurunya juga harus diberikan kesejahteraan dan peningkatan kualitas sehingga hasil didiknya juga bagus,” pungkasnya.(*)

Add Comment