Peran Dubes RI Ekuador di Acara MIKTA
QUITO (1 Desember): Duta Besar (Dubes) RI di Ekuador Diennaryati Tjokrosuprihatono bekerja sama dengan Dubes Korea Selatan memprakarsai perkenalan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia (MIKTA) di kalangan perguruan tinggi yang ada di Ekuador.
Kegiatan dilakukan di Universitas San Fransisco Ekuador. Kegiatan MIKTA diikuti oleh sedikitnya empat kedutaan besar yang ada di Quito, Ekuador antara lain Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, dan Turki. Acara pertama MIKTA dihadiri oleh Menteri Pertahanan Ekuador, Oswaldo Jarrin, Kementerian Luar Negri Ekuador Lourdes Puma beserta Wakilnya Torres. Hadir pila Dubes Iran serta pimpinan Universitas dan 150 mahasiswa.
"Kegiatan tersebut juga diikuti dengan gastronomi dari empat negara. Indonesia menyediakan nasi goreng dan pisang karamel. Tidak lupa juga brosur informasi pariwisata untuk dibagikan," tutur Diennaryati.
Masing-masing dubes memaparkan kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mengimplementasikan agenda MIKTA dan keuntungannya bagi negara seperti Ekuador.
Dubes Turki, Hatice Oya Tunga menyoroti mengenai isu migrasi serta pentingnya melawan terorisme dalam rangka menciptakan negara yang aman.
Sememtara itu Dubes Indonesia Diennaryati menyoroti peran Indonesia sebagai penjaga kedamaian sesuai dengan amanat pembukaan UUD 45.
"Serta kesetaraan gender dan peran peacekeeper perempuan Indonesia," tuturnya.
Dubes Korea Lee Young Keun menyororti tentang sustainable economic dan peran MIKTA dalam membantu negara berkembang. Kuasa Usaha Meksiko Roberto Conseco membahas tentang sustainable development dan produktivitas.
Dalam sesi pembahasan dirangkum oleh Menteri Pertahanan Ekuador Oswaldo Jarrrin. Dia melihat MIKTA sebagai organisasi unik dengan anggota yang memiliki latar belakang yang beragam baik dari sisi budaya, struktur sosial dan ekonomi, layar belakang geografis namun memiliki intensi yang sama.
Oswaldo Juga menyampaikan penghargaan atas terselenggaranya MIKTA dan keterbukaan MIKTA untuk bisa bekerja sama dengan Ekuador. Ia melihat pentingnya keberadaan negara MIKTA. (*)