Willy Nilai Prabowo Tunjukkan Sikap Antidemokrasi

JAKARTA (5 Desember 2018): Partai NasDem mengkritik cara berkampanye calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang secara terang-terangan mengatakan media dan jurnalis adalah antek penghancur republik.  Hal tersebut dinilai dapat berbahaya bagi iklim demokrasi di Indonesia. 

"Ucapan Prabowo ini sangatlah berbahaya bagi demokrasi. Sebab pers merupakan pilar keempat demokrasi, kebebasan pers juga dilindungi oleh UU," kata Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya di Jakarta kemarin. 

Willy melanjutkan Prabowo keliru jika menuding media memanipulasi demokrasi karena pemberitaan yang minim terhadap acara tertentu. Prabowo semestinya tahu media memiliki peran sebagai pilar demokrasi.

"Ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut antidemokrasi," tegas Willy.

Semestinya, sebagai elite dan tokoh nasional, Prabowo paham peran dan kedudukan media yang diatur dalam undang-undang. Ada mekanisme pengaduan hak jawab dan Dewan Pers jika ada pemberitaan yang tak berimbang. 

"Jika ada kesalahan pers kan bisa diadukan ke Dewan Pers dan lainnya. Bahkan pemberitaan pers itu menyampaikan fakta yang bisa dicek dan ada cover bothside," jelasnya. 

Sebelumnya, capres nomor urut 02 itu menuding pemberitaan di media sebagian besar memublikasikan berita bohong. Prabowo pun mengajak publik tak usah lagi menghormati jurnalis yang bekerja mewartakan peristiwa.

Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu menuding jurnalis dan media bagian dari antek-antek yang ingin menghancurkan demokrasi di Indonesia. Prabowo menuding sikap media-media yang tidak memberitakan acara Reuni 212 tak objektif. (*)

Add Comment