NasDem Yogya Ajak Pemuda Pahami Politik Santun
SLEMAN (21 Desember): Ketua Umum Jaringan Pemuda Nusantara yang juga Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Abulaka Archaida mengajak generasi milenial untuk memahami politik santun.
Hal tersebut diulasnya secara mendalam pada forum bertajuk “Mengedepankan Politik Santun Dalam Rangka Merawat Indonesia Bermartabat” di Republik Cafe, Jalan Janti No 49B, Gowok, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta, Kamis (20/12).
Abulaka hadir sebagai pemateri bersama Ahmad Shidqi, Komisioner KPU DIY, dan Bayu Mitra A Kusuma, dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Menurut Abulaka, tak ada masalah dengan pilihan yang berbeda, tetapi yang harus dipahami adalah kematangan visi dan misi para calon pemimpin.
“Kebenaran cukup di dalam hati saja. Ibarat bumbu cukup simpan di dapur, menu lah yang boleh disajikan di depan. Orang baik dalam hati, maka perilaku yang disajikan pun baik,” sebutnya.
Berkaca dalam tulisan Head Speech and Democratics Nitizensip (2016) Abulaka mengatakan terdapat dua hal yang menyebabkan orang melakukan ujaran kebencian.
Pertama, karena adanya kecenderungan berprasangka buruk terhadap komunitas lain yang berbeda dengan mereka. Kedua, sikap inferior berlebihan dari orang-orang yang kalah dalam perebutan di ruang sosial yang kemudian ingin mendapatkan pengakuan publik.
Golongan tersebut, kata Abulaka, ingin memunculkan sesuatu yang berbeda. Orang-orang minoritas konservatif selalu menganggap bahwa kebenaran hanya ada pada mereka sehingga mempersempit ruang dialektika yang pada akhirnya terjebak di perdebatan kusir.
Kemenangan Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat 2016, keluarnya Inggris dari Uni Eropa, dan kemenangan Jair Bolsorano sebagai Presiden Brazil di Pipres Oktober 2018, kata Abulaka, terjadi dalam negara besar yang menggunakan sistem demokrasi modern. Kelompok populisme yang diwakili konservatif kanan dengan menonjolkan politik identitas demi merebut kekuasaan, ternyata menang.
Melihat kondisi perpolitikan nasional menjelang Pemilu Serentak 2019, Abulaka melihat ada calon tertentu ingin menggunakan pola dan strategi yang sama untuk meraih kekuasaan dengan cara memproduksi kebencian, hinaan, fitnah dan menebar rasa takut pada masyarakat.
Menurutnya, kondisi ini harus menjadi perhatian generasi milenial. Jika dibiarkan sangat berpotensi Indonesia akan mengalami sepertai kawasan Arab Spring yang hampir setiap hari terjadi perang saudara.
Ada beberapa sikap yang harus diambil untuk merespon situasi tersebut.
“Generasi muda menanamkan kesadaran pada diri sendiri serta kepada orang-orang terdekat agar jangan terlibat di perdebatan yang mengarah pada isu suku, agama, ras dan ujaran kebencian,” katanya.
Selanjutnya perbanyak literasi agar ada filterisasi ketika menerima berita yang belum jelas keabsahannya dan berdiskusi dengan kelompok yang berbeda pandangan politik.
“Begitupun kalangan elite politik harus membekali calon dan tim mereka, jangan sampai terlibat dalam pertarungan politik yang brutal dan jauh dari kata santun,” tandasnya.(*)