a

Ratna Listy Ingin Perjuangkan Musisi Tradisional di Senayan

Ratna Listy Ingin Perjuangkan Musisi Tradisional di Senayan

JAKARTA (29 Desember): Tidak sekadar ikut-ikutan menjadi calon anggota legislatif (caleg), diam-diam Ratna Listy juga memiliki keinginan memperjuangkan nasib musisi tradisional melalui jalur politik. 

Sebagai perempuan yang lahir dan besar di Madiun, Jawa Timur, caleg DPR RI dari Partai NasDem untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur VIII Nomor Urut 9 ini terhitung dekat dengan kesenian tradisional.

“Selama ini saya sudah bergulat dengan dunia entertainmen. Kali ini, saya mau bermanfaat untuk orang banyak dalam bidang politik,” kisahnya saat dihubungi Kamis (27/12).

Jalur legislatif merupakan salah satu cara ia membantu masyarakat. Sebab, melalui jalur legislatif, ia dan lainnya bisa terjun langsung ikut membuat undang-undang, anggaran, dan mengawasi anggaran masyarakat.

Terlebih, parpol yang ia ikuti memberikan peluang kepada para calegnya tanpa harus memberi mahar. Ratna menyebut, partainya mampu merangkul tanpa membeda-bedakan senior dan yunior. Juga menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika, restorasi Indonesia tanpa membedakan suku, ras, dan agama.

Ratna yang melejit lewat tembang keroncong, berkeinginan jika sampai di Senayan nanti, ia ingin duduk di Komisi 10 di bidang seni, budaya, dan olahraga pemuda. Di komisi ini, Ratna, punya rencana khusus.

“Saya pekerja seni tradisional. Saya lihat, seniman Indonesia kurang sejahtera. Selain itu, saya mau menggalakkan musik keroncong warisan Indonesia. Lalu memasukkan kurikulum (musik keroncong) di pendidikan di Indonesia agar anak muda bangga punya warisan Indonesia,” jelasnya.

Jika gagal lolos ke Senayan, Ratna, enggan bersedih. Ia akan tetap aktif di dunia yang sebelumnya sudah digeluti selama ini, konsultan spiritual, entertainer, dan pengusaha. 

“Semua akan berjalan seperti biasa kalau misalnya saya enggak lolos (caleg),” ujarnya.

Bila pun terpilih, ia berusaha akan membagi waktu dengan kegiatan-kegiatan lain yang sebelumnya telah dilakoni. Sementara, untuk dunia entertainmen, ia memilih vakum dulu agar fokus di DPR.

Ratna tak memungkiri, ada sejumlah anggapan miring bila artis nyaleg minim kapasitas berpolitik karena terlalu mengandalkan popularitas ketimbang ‘isi kepala’.

“Memang, enggak cukup popularitas tanpa kemampuan. Saya percaya, masyarakat enggak senaif itu karena cuma populer. Tapi kiprah dan kedekatan dengan masyarakat harus dikuatkan. Masyarakat akan pilih yang dekat mereka dan memperjuangkan nasib mereka,” pungkasnya. (nalar.id/*)

Add Comment