Gubernur Viktor Pimpin 'Gerakan Kebersihan' di Kota Kupang
KUPANG (20 Januari): Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga kader Partai NasDem, Viktor Bungtilu Laiskodat memimpin ribuan warga turun ke jalan-jalan utama dan lokasi wisata di kota itu untuk membersihkan sampah, Sabtu (19/1).
Ribuan orang itu terdiri dari seluruh aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Provinsi NTT, siswa SMP Negeri 10, SMP Negeri 20, dan SMP Muhammadiyah, serta warga.
Mereka terbagi dalam empat kelompok yang masing-masing dipimpin asisten gubernur dan kepala dinas. Kelompok pertama membersihkan sampah di lokasi wisata Pantai Warna-Warni di Kelurahan Oesapa dan Lokasi Wisata Pantai Lasiana di Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kupang, NTT.
Kelompok kedua membersihkan sampah di lokasi wisata Gua Monyet hingga Pelabuhan Tenau. Selanjutnya kelompok ketiga membersihkan sampah di ruas jalan mulai dari perempatan Universitas Nusa Cendana hingga Bandara El Tari, dan kelompok keempat membersihkan sampah di pertigaan jalan Kelurahan Oesapa hingga Kelurahan Lasiana.
Kegiatan 'Gerakan Kebersihan' itu diinisiasi gubernur setelah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengumumkan Kupang sebagai salah satu kota terkotor di Indonesia.
Namun, jauh sebelum Kupang disebutkan sebagai kota terkotor, Gubernur Laiskodat sudah menginstruksikan wali kota membersihkan sampah yang berserakan di jalan-jalan utama hingga jalan kelurahan.
Turut dalam kegiatan pembersihan sampah Wakil Gubernur Josef Nae Soi dan Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore.
Tiga pimpinan daerah itu berbaur bersama warga memunggut sampah di empat lokasi tersebut. Sampah yang dipunggut di jalan raya tersebut dimasukan ke dalam kantong plastik untuk selanjutnya dibuang ke tempat sampah.
"Orang yang membuang sampah sembarangan di jalan itu bukan orang terhormat, orang yang memunggut sampah itu yang terhormat," kata Viktor Laiskodat kepada wartawan di sela-sela kegiatan pembersihan sampah tersebut.
Di Kelurahan Oesapa, pegawai kantor gubernur membersihkan sampah di got hingga halaman pertokoan. Mereka juga mengangkut sampah yang menggunung dari halaman salah satu pos polisi di lokasi tersebut.
Lurah Oesapa, Kiai Kia menyebutkan sampah yang berserakan di ruas jalan di kelurahan tersebut tidak hanya dibuang oleh warga, tetapi juga oleh pengendara kendaraan bermotor.
"Orang yang naik mobil itu tidak mungkin buta huruf, tetapi mereka buang sampah ke jalan," ujarnya.
Menurut dia, sampah juga dibuang oleh pelajar dan warga, di antaranya bekas air minum. Adapun sampah yang menumpuk di got, terbawa banjir dari rumah penduduk.
"Tingkat kesadaran warga di sini untuk membuang sampah pada tempatnya, memang masih rendah," kata Kiai Kia.
Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore mengatakan kegiatan pembersihan sampah di Kota Kupang dilakukan secara rutin untuk menghapus predikat Kupang sebagai salah satu kota terkotor.
"Gerakan ini untuk memotivasi masyarakat agar tidak membuang sampah secara sembarangan," ujar Jefri seperti dikutip dari mediaindonesia.com.
Jefri mengatakan masing-masing rumah akan diwajibkan memiliki satu tempat sampah, termasuk kelurahan.
"Warga yang membuang sampah di jalan akan diberikan hukuman," tandasnya. (MI/*)