Lumbung Suara NasDem dari Timur Indonesia

Oleh Gantyo Koespradono

PARTAI NasDem sudah bertekad bulat mendapatkan minimal 100 kursi di DPR-RI dalam Pemilu Serentak 2019 yang akan digelar pada 17 April 2019. Lewat perolehan kursi sebanyak itu, jika Allah mengizinkan, maka NasDem akan masuk dalam tiga besar.

Untuk meraih posisi itu, para caleg NasDem terus melakukan sosialisasi di daerah pemilihan (dapil)-nya masing-masing.

Sekadar contoh, demi memenangkan partai, Bendahara Partai NasDem, Ahmad M Ali rela tidak kembali ke Jakarta dan terus gencar blusukan di dapilnya, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Dia adalah petahana. Posisinya sekarang di DPR adalah ketua Fraksi Partai NasDem di samping  sebagai Komandan Pemenangan Wilayah (Kompemwil) Partai NasDem Sulteng).

Sebagai petahana dan komandan di lapangan, ia punya modal untuk menggerakkan pasukan NasDem di Sulteng. Banyak yang memerkirakan kursi di Senayan yang kini diduduki akan terus ia pertahankan, dan bahkan NasDem bisa dapat bonus kursi di Senayan dari dapil ini.

Indonesia wilayah tengah dan timur dalam pemilu legislatif 2019 tampaknya bakal menjadi lumbung suara bagi Partai NasDem.

Di Gorontalo ada Rachmad Gobel yang telah siap lahir dan batin memajukan kampung halamannya demi kesejahteraan saudara-saudaranya di sana.

Sulawesi Selatan (Sulsel) juga menjadi lumbung suara NasDem. Siapa yang tidak kenal Syahrul Yasin Limpo? Sebelum bergabung ke NasDem, ia adalah tokoh Golkar.

Laki-laki kelahiran Makassar 16 Maret 1955 ini dikenal sebagai politikus ulung dan pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan sejak 2008 hingga 2018 (dua periode).

NasDem menempatkan SYL — begitu Syahrul biasa disapa — di Dapil Sulsel II yang meliputi wilayah Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Wajo, dan Pare-pare, Barru, Pangkep, dan Maros.

Ia punya jaringan luas, baik jaringan politik, maupun kekerabatan. Fakta-fakta ini dipastikan akan memudahkan bagi NasDem untuk menyabet beberapa kursi di sana.

Para caleg di Papua Barat dan Papua diperkirakan juga akan mendulang suara di sana. NasDem telah dikenal baik oleh masyarakat dan tokoh-tokoh di sana. Di Papua, NasDem bisa mendulang 5 kursi DPR RI. Begitu pula di Nusa Tenggara Timur. NasDem punya banyak caleg bintang di provinsi ini.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan lima lembaga survei, NasDem menempati posisi kelima dengan rata-rata tingkat keterpilihannya mencapai 5,2 persen. Artinya NasDem tidak tereliminasi dari DPR.

Gentar dan galaukah Partai NasDem melihat hasil survei di atas? Tentu tidak.

Pengalaman membuktikan, mengacu kepada hasil survei menghadapi Pemilu 2014, elektabilitas NasDem tak pernah beranjak dari 2,5 persen.

Namun, faktanya saat Pemilu 2014 digelar, NasDem mendapatkan 6,7 persen suara, artinya naik 200 persen.

Sangat mungkin, situasi seperti 2014 akan terulang tahun ini. Di survei NasDem dapat katakanlah 5 persen, namun saat pileg digelar, bisa jadi akan menjadi dua digit (10 persen). 

Wakil Sekjen DPP Partai NasDem Willy Aditya bahkan memerkirakan NasDem akan dapat bonus suara dari dapil-dapil di timur Indonesia, sehingga total NasDem bisa mendapatkan suara 12 persen.

Boleh percaya boleh tidak. Fenomena politik ini telah dialami Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Saat pertama kali ikut pemilu, kedua partai itu menempati posisi bawah.

Namun, ketika ikut pemilu kali yang kedua, Demokrat dan Gerindra melejit menjadi tiga besar. Ini dialami Demokrat pada Pemilu 2009 dan Gerindra (Pemilu 2014).

Mengacu pada fenomena itu, boleh jadi pada Pemilu Serentak 2019 — di dalamnya ada pileg –, NasDem giliran masuk tiga besar.

NasDem sudah punya modal sosial dan modal politik untuk masuk tiga besar. Modal politik yang paling dirasakan manfaat dan dampaknya adalah politik anti-mahar.

Lewat politik tanpa mahar, banyak tokoh politik, public figure, pejabat publik, cendekiawan yang hijrah ke NasDem. Mereka ada yang masuk jadi pengurus partai, caleg dan kepala daerah.

Tak sabar menanti 17 April 2019 NasDem masuk tiga besar di Senayan. Semoga.[]

Penulis adalah caleg DPR-RI Partai NasDem nomor urut 7 Dapil Jateng II (Demak, Kudus dan Jepara).

Add Comment