Pudji Ajak Elite Kedepankan Sportivitas dan Kesantunan Berpolitik
SUKABUMI (26 Maret): Berpolitik secara sportif harus terus ditumbuhkembangkan untuk menolak kecenderungan praktik politik curang, saling menjatuhkan, atau tidak sportif. Tanpa landasan budaya sportivitas maka masyarakat tidak akan legowo atau menerima keputusan menang atau kalah.
Hal tersebut disampaikan Caleg DPR RI Partai NasDem dari Daerah Pemilihan Jabar IV mencakup Kabupaten/Kota Sukabumi, Pudji Hartanto kepada partainasdem.id, Selasa (26/3).
“Saya mencontohkan pada pertandingan olahraga, di mana lawan dalam olahraga adalah teman dalam bermain di arena pertandingan. Atlet bertarung saling mengalahkan dan saling menjatuhkan, namun di luar arena mereka berteman. Ketika menerima keputusan juri, mereka bahkan tak jarang saling berpelukan,” katanya.
Lawan dalam politik di Tanah AIr adalah saudara sebangsa yang membangun negara kesatuan kita, sesama warga Indonesia. Para politisi dan tokoh-tokoh berpengaruh, terutama yang sedang mendapat dukungan massa besar, seharusnya melakukan pendidikan politik sportif, kepada kader-kadernya dengan memberi contoh langsung berpolitik sportif dan santun.
“Politik sportif dan santun diwujudkan dengan penampilan dan perilaku sehari-hari yang tidak mengganggu, mengintimidasi lawan politik di tengah arena. Dukungan dalam bentuk (yel yel) kepada jagoannya adalah penyemangat dalam upaya memberikan dukungan energi, bukan menakuti lawan yang sedang bertanding,” ujarnya.
Pudji juga mengungkapkan, etika sportif yang perlu dikembangkan adalah perilaku politik yang sesuai dengan koridor demokrasi Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, agama, dan sopan santun.
“Kita menolak demokrasi ala liberal, demokrasi ala komunis yang menghalalkan segala cara, demokrasi yang memancing konflik, kerusuhan dan kekacauan,” tegasnya.
Jenderal polisi bintang dua purnawirawan ini menambahkan, demokrasi Pancasila memberi nuansa persatuan dan stabilitas. Perilaku politik yang merusak, mengganggu keamanan dan membuat kacauan, pasti bukan watak dan sikap demokrasi Pancasila.
“Sejak dulu maupun sekarang, rakyat sangat mendambakan suasana aman dan tertib. Guyub rukun dengan sesama, mudah mendapatkan sandang pangan,” papar caleg nomor urut 1 tersebut.
Terakhir, di era ketika hak asasi diutamakan, maka hak asasi rakyat adalah mendapatkan penghidupan yang layak, bebas dari segala macam ancaman.
“Semua itu bisa didapat jika para elite menjaga perilaku politik yang sportif, tidak curang, dan menjunjung tinggi kesantunan,” tegasnya.(*)