NasDem Optimistis Raih Suara Di Atas Hasil Survei
DELI SERDANG (3 April): Partai NasDem optimistis akan memperoleh suara lebih tinggi dari hasil survei yang dirilis oleh beberapa lembaga survei. Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengemukakan itu menanggapi survei Indikator yang mencatat elektabilitas NasDem sebesar 5,7%.
"NasDem optimistis dengan hasil ini. Lima tahun lalu jelang Pemilu 2014 lembaga survei Indikator merilis hasil elektabilitas NasDem di angka 2,7%, tetapi hasil akhir NasDem mendapat 6,7%," kata Willy di Medan, Sumatera Utara, Rabu (3/4).
Menurut Willy, kekuatan NasDem terletak pada ketokohan para caleg yang maju melalui NasDem. Bukan terletak pada identitas partai atau tingkat keterkenalan masyarakat terhadap nama, logo, dan nomor urut partai.
"Kekuatan NasDem itu seperti fenomena gunung es. Dengan basis party id sudah 5,7% ditambah dengan kekuatan figuritas caleg, NasDem bisa memperoleh suara lebih tinggi," tutur Willy.
Willy menambahkan, NasDem tidak mendapatkan coattail effect (efek ekor jas) yang besar dari dukungan partai kepada Jokowi. Itulah alasannya mengapa NasDem menggunakan seluruh kekuatan pada figuritas caleg untuk meraup suara.
"Kami sadar itu karena sebagai partai baru yang tidak bersandar pada efek ekor jas capres," tuturnya.
Kendati demikian, NasDem mengapresiasi hasil survei elektabilitas yang dirilis Indikator. Menurutnya hasil survei tersebut merupakan sebuah rapor bayangan jelang pemilu yang akan dilaksanakan 14 hari mendatang.
"Tentu kami bersyukur dan optimistis akan memberikan lompatan besar bila baseline partai sudah diangka 5,7%," paparnya.
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan adanya tren kenaikan elektablitas Partai NasDem. Pada Oktober 2018, elektabilitas Partai NasDem hanya 3,2%, kemudian naik menjadi 4,2% pada Desember 2018 dan kini menjadi 5,7%.
Dengan perolehan itu, menjadikan NasDem sebagai partai ketujuh yang diprediksi lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen 4%. Di bawah NasDem, ada PPP dengan elektabilitas 4,9%.
Sementara itu, elektabilitas tertinggi masih dipegang PDIP dengan 24,2%, disusul Gerindra 11,7%, Golkar 11,5%, PKB 8,8%, Demokrat 8,7% dan PKS 6%.
Sebanyak delapan partai lainnya diprediksi tak lolos parliamentary threshold. Partai tersebut adalah Perindo 2,6%, PAN 2,2%, Hanura 1,3%, PSI 1,3%, Berkarya 0,8%, PBB 0,6%, Garuda dan PKPI masing-masing 0,2%.
Perolehan elektabilitas partai-partai tersebut dinilai tak akan bergerak jauh hingga hari pencoblosan pada 17 April 2019. Sebab, pemilih yang belum menentukan pilihan tinggal 9,2%.
"Dalam dua minggu ke depan akan sedikit perubahan," kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei di Kantor Indikator Politik Indonesia, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. (Uta)