Sepuluh Anak Muda NasDem Perkuat DPRD Tolikara
JAYAPURA (15 Mei): Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Kabupaten Tolikara, Papua membuat kejutan pada Pileg 2019. Sesuai hasil pleno KPU Tolikara, sebanyak 10 caleg muda NasDem lolos bahkan meraih kursi pimpinan DPRD Tolikara.
Meski tak memiliki kursi di Pemilu 2014, NasDem Tolikara tak patah semangat. Terbukti di Pemilu 2019, NasDem Tolikara berhasil lolos ke parlemen bahkan mendominasi kursi Dewan yang ada.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Tolikara, Sonny Wenne Wanimbo, yang baru berusia 27 tahun ini bahkan diprediksi akan menduduki jabatan pimpinan DPRD Tolikara setelah mengantongi suara terbanyak dengan total 7.300 suara.
Lulusan Universitas Nasional ini mengatakan dari 10 caleg NasDem yang lolos, seluruhnya merupakan wajah baru dan berusia muda.
Sonny didampingi dua rekannya, Albinus Walengga dan Gerson Narep mengatakan perolehan tersebut merupakan hasil perjuangan dan semangat seluruh kader NasDem utamanya dalam mendekatkan diri dengan rakyat sambil memperkuat basis suara.
“NasDem Tolikara mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Tolikara dimana NasDem yang sebelumnya non seat ternyata bisa meraih kemenangan mutlak 10 kursi. Ini bisa dibilang di luar ekspektasi kami,” kata Sonny, di Abepura, Selasa (14/5).
Sonny menambahkan awalnya NasDem Tolikara memasang target 15 kursi untuk lokal dan satu kursi untuk DPR Papua. Tapi hasil yang dicapai yaitu 10 kursi di DPRD Tolikara dan satu DPR Papua.
Meski belum meraih suara sesuai target, pihaknya tetap menganggap bahwa apa yang dihasilkan sudah sangat memuaskan. Apalagi perjuangan yang dilakukan dalam kondisi keterbatasan akomodasi.
“Kebanyakan juga anak-anak baru yang belum pernah duduk sebagai anggota DPR. Kami melihat ini hasil perjuangan yang luar biasa bisa mengantarkan NasDem menjadi partai yang kini diperhitungkan luas. Kami tidak menduga sebab di sana (Tolikara) ada Partai Demokrat dan Gerindra yang selama ini mendominasi,” tukasnya.
Menurut Sonny kepercayaan masyarakat kepada NasDem perlahan-lahan muncul dan semangat itulah yang betul-betul dijaganya hingga mampu mempertahankan suara di basis-basis tingkat kampung. NasDem sukses meraih suara terbanyak di Tolikara dengan total 230.771 suara.
Sonny menerangkan, pasca konflik tahun 2012 terjadi segregasi di masyarakat. Banyak warga terpecah dan tak mau bersatu. Situasi ini mendorong NasDem untuk turun dan ikut memecahkan masalah dan menanamkan sikap untuk bersatu tanpa membedakan suku, agama dan ras.
Sonny memastikan kepercayaan rakyat itu tak ingin disia-siakan begitu saja. Aspirasi yang sudah dikantongi akan dikawal dan diperjuangkan.
“Kami ingin membangun Tolikara tanpa mengedepankan perbedaan, namun sebaliknya. Semua harus bersatu. Memikirkan bagaimana Tolikara menjadi lebih baik,” kata Sonny.
Sonny menegaskan saat mengisi masa kampanye tak ada janji yang dijual. Di tengah kondisi serba keterbatasan itu pihaknya berjuang mendorong perda tentang keberpihakan terhadap orang asli Tolikara baik CPNS ataupun lainnya agar anak daerah tak hanya jadi penonton di tanah sendiri.
“Jujur waktu kampanye kami tak mau terlalu banyak berjanji. Kami sadar dengan kekuatan kami banyak yang minus. Tapi di situ rakyat mulai menumbuhkan harapan untuk bisa berdiri bersama kami ikut berjuang,” tambahnya.
Masih kata Sonny, saat ini Tolikara masih terus berjuang keras mengejar ketertinggalan di berbagai sektor seperti infrastruktur, kesehatan dan SDM.
Pihaknya pun bertekad untuk berkolaborasi dan memastikan kebijakan nyata perkembangan tersebut bersama bupati dan wakil bupati dengan semangat kebersamaan.
“Terutama tentang SDM. Kami ingin anak-anak Tolikara juga ada yang menjadi dokter, pilot dan mampu berkompetisi dengan anak-anak daerah lainnya. Ini akan kami kawal, bagaimana SDM Tolikara bisa berjuang dan menjadi tuan di negerinya," katanya lagi. (*).