Ahmad Ali Ingin Bangun Sulteng dengan Konsep 100 Miliar Satu Kabupaten

Getting your Trinity Audio player ready...

Ahmad Ali Ingin Bangun Sulteng dengan Konsep 100 Miliar Satu Kabupaten 

JAKARTA (28 Juni): Ketua Fraksi NasDem DPR RI Ahmad Ali punya konsep incorporate 100 Miliar Satu Kabupaten berbasis kawasan manufaktur untuk menumbuhkan potensi tiap-tiap Kabupaten/Kota dalam mewujudkan kemandirian Sulawesi Tengah.

Legislator asal Sulawesi Tengah ini ingin tanah kelahirannya memiliki daya tahan secara ekonomi dan bebas dari guncangan eksternal karena mampu saling memenuhi kebutuhan antardaerah. 

“Mimpi saya kelak, kita bangun kawasan pada setiap Kabupaten menurut potensi dan keunggulan masing-masing, kita berikan sepenuhnya dana stimulus pada Kabupaten/Kota untuk mengelola dan Pemerintah Provinsi hanya menjadi fasilitator dan dinamisator,” kata Ahmad Ali.

Bendahara Umum DPP Partai NasDem ini pun menilai sinergitas Pemerintah Pusat dan daerah dapat direalisasikan dalam bentuk stimulus pada Kabupaten/Kota untuk mengelola anggaran yang lebih dalam rangka mendorong kemandirian berdasarkan karakter ekonomi masing-masing daerah.

“Katakanlah setiap Kabupaten mendapatkan anggaran stimulus Rp 100 miliar dari provinsi untuk dikelola secara mandiri, maka capital tiap kabupaten akan besar dan lebih leluasa untuk membangun,” tambah dia.

Ahmad Ali melanjutkan saat ini kita butuh inovasi dan perbaikan produktivitas dalam menciptakan iklim kompetitif yang bersifat inklusif dan berorientasi tangguh bencana, dan yang paling penting  harus dengan kerja keras dan pembuktian. 

Menurut dia, sejak masa lalu Sulawesi Tengah sudah memiliki konsep jalur perdagangan kolosal yang sudah terintegrasi dengan pasar global. Berbagai komoditas global  telah disumbangkan dari laut dan darat Sulawesi Tengah. 

“Di masa lalu Sulawesi Tengah sudah melakukan hubungan dagang dengan orang luar secara global, dan kita punya banyak kota pelabuhan yang jadi landmarch seperti Donggala, Wani, Tolitoli, Paleleh, Poso, Kolonedale, Banggai Laut, dan sebagainya yang sudah amat menyejarah,” terangnya.

Ahmad Ali menambahkan bahwa pendekatan aglomerasi yaitu pemusatan pabrikasi, pekerja, komoditas dan logistik harus didukung pembangunan sekolah-sekolah vokasional untuk menghasilkam tenaga kerja terampil dan spesifik di masing-masing daerah berbasis kawasan. 

“Saat ini kita telah memiliki modal besar, setidaknya dua kawasan yang dinisiasi sektor privat  berbasis logam dasar dan kimia di Morowali dan Banggai, serta satu usulan pemerintah daerah berbasis perkebunan pertanian dan hasil-hasil bumi,” urainya. 

Tapi sayangnya Ahmad Ali masih menilai insentif regulasi daerah belum sepenuhnya mendukung, terutama inovasi birokrasi yang mampu beradaptasi.

"Ke depan kita perlu mendorong kawasan manufaktur berbasis hilirisasi minyak dan gas,” ujarnya. 

Laporan Bank Indonesia 2019 menyebutkan bahwa ekspor besi baja mencapai USD 951, 90 juta atau tumbuh 19, 23 %, sementara ekspor biji nikel USD 25,62 juta, sedangkan LNG dan gas amonia di kisaran USD 349,95 juta dan ekspor pertanian perikanan sekitar 52%. 

“Angka-angka ini mengonfirmasi sebuah neraca produk domestik yang sangat positif. Tapi sayangnya belum relevan dengan perbaikan kesejahteraan masyarakat secara umum,” kata Ahmad.

Bagi pria yang kerap disapa Haji Matu ini, daerah Sulawesi Tengah telah mengalami kenaikan jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun. Hal itu menurutnya telah mengindikasikan kebutuhan peluang kerja. 

Sementara itu, kata dia, ketimpangan yang terjadi antardaerah dan kesejahteraan masyarakat hanya mungkin dapat diwujudkan bila kesempatan kerja terbuka. 

Dia berharap, sinergitas dengan pemerintah pusat terutama agenda pembangunan infrastruktur dan energi dapat terbangun dalam kurun waktu lima tahun ke depan demi memastikan bahwa peluang untuk mencapai perubahan mendasar dalam pembangunan Sulawesi Tengah dapat diwujudkan.

“Peluang kerja hanya bisa terbuka bila ada pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan hanya bisa naik bila ada investasi, dan tanpa inovasi, iklim yang kompetitif, mustahil  bisa diwujudkan,” ungkapnya.(*)

Add Comment