Keberhasilan Program Revolusi Hijau di Kalsel Sangat Terasa
BANJARBARU (31 Juli): Pemerintah memberikan apresiasi atas keberhasilan Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam melaksanakan pembangunan di sektor kehutanan melalui program Revolusi Hijau.
Program tersebut berhasil mengurangi luas lahan kritis di Kalsel dari 649.000 hektare menjadi 511.000 hektare dalam tiga tahun terakhir. Sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan menjadikan program ini sebagai program nasional bidang kehutanan.
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Khutanan (KLHK) pun menyampaikan apresiasi atas kemajuan konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Kalsel yang dinilai cukup cepat.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar yang juga politisi NasDem menyampaikan itu langsung dalam acara penyerahan hutan kota Miniatur Hutan Hujan Tropis seluas 90 hektare dari Kementerian LHK kepada Pemerintah Provinsi Kalsel di kawasan perkantoran Pemprov Kalsel di Banjarbaru, Selasa (30/7).
"Pemerintah berterima kasih dan memberikan apresiasi atas keberhasilan Kalsel dalam pembangunan bidang kehutanan yang disebut Revolusi Hijau," kata dia.
Siti mengatakan pemerintah sampai saat ini terus coba membangun kawasan hutan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat di dalamnya.
Pengembangan itu lanjut Siti adalah upaya untuk memberikan akses usaha kepada masyarakat melalui konsep perhutanan sosial, pengembangan hasil hutan bukan kayu, jasa lingkungan, dan aktualisasi hutan adat.
"Bagaimana hutan bisa memberikan hasil kepada masyarakat secara luas,” tambah dia.
Selain penyerahan hutan kota, Menteri LHK juga mengukuhkan Tim Pengendali dan Pembinaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Kalsel serta mengunjungi kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan program Revolusi Hijau yang diisi kegiatan penanaman pohon besar-besaran untuk mengurangi lahan kritis dan memulihkan daerah aliran sungai (DAS), serta memberdayakan masyarakat sekitar hutan sangat terasa keberhasilannya.
Menurut dia, keberhasilan ini juga berpengaruh pada kian membaiknya indeks kualitas lingkungan hidup Kalsel dari peringkat 26 menjadi 19 dari 34 provinsi di Indonesia.
"Setiap tahun ditargetkan penanaman hingga 32 ribu hektare untuk mengurangi lahan kritis. Sekarang kita membangun pusat persemaian dan pembibitan modern di sejumlah wilayah," kata dia lagi.
Masih kata Sahbirin wilayahnya berupaya melakukan pemulihan kerusakan kawasan hutan dan lahan ini sebagai bagian dari upaya menjadikan daerah Kalsel sebagai salah satu paru-paru dunia.
Untuk mendukung upaya itu Kementerian LHK pada tahun 2019 mengucurkan anggaran Rp 80 miliar untuk program rehabilitasi hutan seluas 8.300 ha. Program itu ditargetkan selesai dalam tiga tahun ke depan.(MI/*)