Zanie Tunggu Restu Mama
HST (3 Agustus): Pemilu belum juga paripurna, tapi suasana pilkada sudah memanas. Setidaknya itu terasa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Paling tidak ada empat nama bakal calon (balon) Bupati HST yang mulai mencari celah untuk bisa berlaga pada Pilkada 2020 mendatang.
Keempat nama itu adalah Akhmad Rozanie Himawan Nugraha dari Partai NasDem, Saban Effendi dari Golkar dan Rachmadi dari Partai Gerindra.
Satu nama datang dari jalur independen yaitu Abu Yazid Bustami yang merupakan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) HST.
Dari empat di atas, perhatian masyarakat HST tersedot pada sosok muda NasDem Akhmad Rozanie Himawan Nugraha atau yang akrab disapa Haji Zanie. Saat ini, Haji Zanie adalah anggota DPRD Banjar. Ia banyak hadir di tengah masyarakat HST. Bahkan ada masyarakat yang sudah membentuk Relawan Dingsanak Haji Zanie.
“Kita selalu siap untuk bertarung. Dengan catatan, masyarakat HST memang menginginkan kita maju dan tentunya restu dari mama. Mama saya suruh untuk istikaharah. Saya pun demikian. Kalau sudah dapat restu mama, kita akan gaspol,” ungkap Zanie, di Barabai, HST, Kalsel, Jumat (2/8).
Untuk sekarang, NasDem, partai yang menjadi tempat berlayarnya H Zanie hanya mendapat empat kursi di DPRD. Sedangkan untuk maju mencalonkan diri di Pilkada sedikitnya memiliki enam kursi dan memerlukan koalisi dari partai lain.
“Deal-deal partai politik pasti sudah kita lakukan kepada partai lain untuk berkoalisi. Bahkan, hal itu sudah dilakukannya hingga ke pengurus partai pusat,” kata Zanie yang juga Sekretaris Wilayah NasDem sekaligus Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) NasDem Provinsi Kalsel.
Terkait wakilnya, ia memilih dari kalangan ulama dan memiliki popularitas yang lebih tinggi darinya.
“Akan tetapi karena saya lebih muda, maka saya akan mendengarkan senior saya apa yang baiknya,” akui Zanie
Zanie juga menambahkan, jika ada dukungan masyarakat, dirinya akan mengembalikan kejayaan Bumi Murakata seperti dulu dengan tiga programnya yakni, menyelamatkan lingkungan dengan menjadikan HST sebagai smart city untuk meningkatkan ekonomi masyarakat serta sebagai sentral se Banua Enam.
“Dulu HST disebut-sebut sebagai sentralnya Banua Enam. Masyarakat di banua enam khususnya, lebih banyak menemukan apa yang mereka cari di sini termasuk sebagai pusat perbelanjaan yang didasari ekonomi kerakyatan tentunya tanpa adanya pertambangan," terang Zanie.(*)