Surya Paloh Isi Kuliah Umum di UI Bahas Tantangan Bangsa
JAKARTA (14 Agustus): Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengisi kuliah umum kebangsaan di Kampus UI Salemba, Jakarta, Rabu (14/8).
Surya memaparkan perjalanan Indonesia dari paska kemerdekaan, Orde Baru dan reformasi hingga tantangan yang di hadapi Indonesia saat ini.
Dalam kuliah bertajuk “Tantangan Bangsa Indonesia Kini dan Masa Depan” itu Surya menegaskan bangsa kita memiliki berbagai sumber daya alam luar biasa yang membuat negeri ini sangat kaya, belum lagi dengan jumlah penduduk demografis kita yang masuk dalam daftar papan atas dunia.
“Kita bicara mengenai tantangan betapa karunia Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa telah kita peroleh. Kita coba breakdown di mana saja saya katakan tidak semua negeri, tidak semua bangsa lain mendapatkan anugerah yang begitu luar biasa seperti apa yang milik kita di negeri ini,” kata Surya.
Surya mengatakan lembaran hari ini merupakan episode dari hasil akumulasi perjalanan masa lalu di mana bangsa kita pernah terjajah selama 3,5 abad.
“Sejak awal kemerdakaan pejuang bangsa kita, pemikir bangsa bisa melahirkan obsesi besar tentang kemerdekaan. Tiga hari lagi kita akan menyambut 74 tahun episode kemerdekaan kita,” tambah Surya.
Surya terpukau dengan para pendiri bangsa ini di antaranya dalam merumuskan apakah Indonesia bakal menggunakan sistem parlementer atau presidensial melalui badan konstituante. Termasuk karya monumental hasil diplomasi besar para pemikir bangsa yang sukses menggelar Konferensi Asia Afrika.
“Indonesia juga berhasil menempatkan diri sebagai negara nonblok. Banyaknya negara yang merdeka terinspirasi dari KAA. Dinamika berjalan, pergolakan ada, DI-TII, gerakan Madiun, yang luar biasa pada tahun 1959 Bung Karno keluarkan dekrit bubarkan badan konstituante, kembali ke UUD 45,” kata Surya.
Surya mengajak kepada seluruh elemen bangsa untuk dapat mengisi cita-cita proklamasi dengan seksama termasuk saling menghormati dan toleransi. Ia pun menyoroti seputar sistem dan tata negara yang harus lebih disempurnakan. Terutama dalam upaya memperkuat serta mempertahankan ideologi Pancasila.
“Penghormatan pada pluralisme apakah masih menjadi andalan kita di negeri ini? Silakan jawab sendiri. Saya katakan dari apa yang saya pahami paling tidak terdistorsi dikit dari 75%. Kita reduce 75%. Kita tidak tempatkan pluralisme menjadi salah satu kekuatan kita menjalankan bangsa dan negara. Namun yang paling penting ialah bangsa ini masih menempatkan ideologi Pancasila,” kata Surya.
Surya pun memaparkan bahwa tantangan bersama kita ke depan ialah persaingan di tingkat global.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa, terutama kaum muda untuk mampu terus belajar dan menguasai teknologi untuk mewaspadai menurunnya kualitas SDM dan SDA kita.
“Itu jawaban tentang tantangan Indonesia. Tantangan yang utama ialah mampukah kita mempertahankan NKRI ini. Ini merupakan tantangan bersama. Karena ekses dari sistem yang ada pada hari ini yang tumbuh berkembang adalah aliran yang non Pancasila yang tidak ada kedekatan emosional tentang komitmen Pancasila,” tandasnya.(*)