Ratu Kalinyamat Tokoh Historis

JEPARA (20 Agustus): Pusat Studi Ratu Kalinyamat Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah, bersama tim kajian Ratu Kalinyamat Yayasan Dharma Bakti Lestari (YDBL) rampung menyusun draf naskah akademik pengusulan Ratu Kalinyamat jadi pahlawan nasional. 

Di hadapan sejarawan, budayawan, guru sejarah, tokoh masyarakat, draf naskah akademik dipaparkan di Pasca Sarjana Unisnu.

 

Ketua Tim Kajian RatuKalinyamat, YDBL, Ratno Lukito menyampaikan, penyusunan naskah akademik dilakukan oleh sejarawan dan arkeolog. Itu untuk membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat tidak sekadar dongeng dan legenda. Ratu Kalinyamat merupakan tokoh sejarah.

 

“Kenapa proposal yang dulu tidak berhasil, karena tidak bisa menjawab itu. Tim akademik ini bekerja secara ilmiah, keilmuan, bahwa Ratu Kalinyamat itu tokoh historis,” ujar Ratno, Selasa (20/8). 

Tim akademik yang dipimpin Ratno, area kerjanya meliputi, Jepara dan Jakarta. Juga mencari sumber-sumber primer hingga ke Portugis. Tiga buku klasik dari Portugis telah selesai dianalisis dan diterjemahkan.

 

“Ketiga buku primer tersebut kami peroleh dari perpustakaan Universitas Lisbon, Portugal, yang selama ini menjadi sumber rujukan para penulis sejarah Nusantara oleh para penulis Barat,” kata Ratno.

 

Anggota tim kajian akademik, Chusnul Hayati menambahkan, ketertarikannya meneliti Ratu Kalinyamat sejak tahun 1995.

 Menurutnya, Ratu Kalinyamat merupakan tokoh perempuan luar biasa. Sepak terjang Ratu Kalinyamat  melebihi perjuangan pahlawan perempuan lainnya dari Jepara, yaitu Raden Ajeng Kartini.

 

“Ratu Kalinyamat benar-benar tokoh historis. Jangan hanya dijadikan tokoh legenda. Jangan hanya menjadi fenomena sastra dan folklore,” ungkap Chusnul.

 

Perwakilan YDBL, Edi Hidayat menyatakan, pihaknya memfasilitasi pengusulan Ratu Kalinyamat menjadi pahlawan nasional bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai kejuangan Ratu Kalinyamat bagi kesejahteraan masyarakat. Sedikitnya ada lima nilai keutamaan yang dapat digunakan sebagai pengembangan masyarakat. Maka perlu dilakukan determinasi terhadap nilai-nilai Ratu Kalinyamat dengan pelbagi tafsir politik, kepentingan politik, dan ideologi untuk kesejahteraan umat

 

“Lima nilai itu yaitu, leadership, kewirausahaan, seni-budaya, kesetaraan dan kesatuan dan persatuan bangsa. Lima nilai itu merupakan kontrak masyarakat Jepara dan Indonesia dalam membangun dan membentuk karakter keindonesiaan,” pungkas Edi.(Medcom.id/*)

Add Comment