Perang Suriah Jadi Disertasi Taufiqulhadi Promosi Doktor Hubungan International

BANDUNG (27 Agustus): Anggota DPR RI dari Partai NasDem, Taufiqulhadi menjalani sidang promosi doktor Hubungan International di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/8).  Dalam disertasinya, Taufiq memaparkan bahwa perang Suriah berbeda dengan perang konvensional. 

"Perang Suriah adalah perang baru, new war," kata Teuku Taufiqulhadi.  

Taufiqulhadi juga menyebut empat karakter yang menjadikan perang Suriah disebut perang baru.  Keempat karakter itu terkait aktor, tujuan, metoda, dan pendanaan.

Dari sisi aktor, menurut Taufiq, mereka yang turut berperang dalam meliputi jaringan negara dan non-negara, yakni angkatan bersenjata reguler, kontraktor keamanan swasta, tentara bayaran, jihadis, dan panglima perang.

 Dalam perang konvensional, kata dia, yang mendapat mandat penuh untuk berperang.

"Dari sisi tujuan, milisi-milisi asing yang bergabung ke dalam kelompok-kelompok yang terlibat perang seperti IS, Jabhat al-Nusra, dan YPG Kurdi lebih berkutat pada upaya pencapaian identitas etnik, agama, maupun suku," terang Taufiq.

Tujuannya ialah, tambah Taufiq, mendapat akses stretegis ke negara. Perang konvensional tujuannya keuntungan geopolitik, penguasaan kawasan atau ekspansi ideologis.

"Dari sisi metoda, perang Suriah mempertontonkan pertempuran tidak berwujud berupa cara-cara pengontrolan populasi dan kekuasaan yang ada. Perang konvensional berbentuk agresi nyata," tuturnya.

Dari sisi pendanaan, dana mengalir dari sumber negara maupun individu atau kelompok non-negara transnasional. Dalam perang konvensional, negara yang terlibat perang mendanai perang tersebut.

"Keseluruhan karakter itu menunjukkan perbedaan sangat tajam dengan konsepsi perang lama. Dengan membongkar perang Suriah secara lebih detail terutama melalui keterlibatan aktor asing mengarah pada kesimpulan bahwa perang Suriah memberi perspektif lain," pungkas Taufiqulhadi. (MI/*)

Add Comment