Waktunya Indonesia Terapkan Industri 4.0 Sektor Pertanian
Getting your Trinity Audio player ready...
|
JAKARTA (13 September): Sudah waktunya Indonesia menerapkan industri 4.0 dalam sektor pertanian, perikanan dan peternakan, karena semakin pesatnya kemajuan teknologi pada industri pertanian, berdampak ketertinggalan daya saing Indonesia pada sektor tersebut.
"Kita sangat miris, ada fotonya ladang pertanian dari tahun 90-an sampai sekarang masih tetap sama saja tidak ada perkembangan, paling hanya ada perubahan di warna tanamannya saja," ungkap Emmy Hafild, Ketua DPP Partai NasDem Bidang Pertanian dan Maritim, di Forum Ground Discussion yang dilangsungkan di Ruang Rapat DPP NasDem, Jakarta, Jumat (13/9).
Prof Dr Ir Kudang Boro yang menjadi salah satu pemateri mengatakan bahwa Indonesia sudah sangat tertinggal pada sektor industri pertanian.
Ia menjelaskan bahwa pertanian sekarang sudah menggunakan cyber physical system, dengan pengecekan melalui satelit untuk mengetahui pertumbuhan tanah maupun tanaman secara real time.
"Bila di Indonesia masih menggunakan uji lab yang membutuhkan waktu dua bulan, sedangkan data tersebut sudah terlewat jauh, karena kita membutuhkan data yang saat ini juga," jelas Dekan (Fak. Teknologi Pertanian IPB) saat penyampaian di FGD Partai NasDem.
Di sisi lain infrastruktur menuju 4.0 juga harus diperhatikan oleh pemerintah.
Juan Permata Adoe Waketum Bidang Pakan Olahan dan Industri Peternakan mengatakan bahwa pembangunan layanan internet dan ketahanan pasokan listrik harus ditingkatkan.
"Kalau internet kuat, listrik stabil itulah yang harus dijaga dan dipertahankan. Karena itu sudah menjadi kebutuhan dasar, jangan sampai tiba-tiba mati dan internet down itu akan sangat berdampak nantinya untuk pertanian maupun peternakan," tutur Juan.
Selanjutnya Emmy Hafild menjelaskan, bila industri 4.0 ini bisa diterapkan di desa, manfaat yang diterima untuk patani sangat baik. Terlebih potensi yang dimiliki Indonesia pada sektor pertanian sangatlah besar.(*)