Layanan Kesehatan Badan Rescue NasDem di Maluku Lampaui Target
AMBON (28 Oktober): Selama hampir delapan hari melakukan kegiatan pengobatan gratis untuk para pengungsi di Maluku pascagempa 26 September 2019 lalu, Aksi Kemanusiaan NasDem untuk Haruku, Ambon dan Seram Bagian Barat, Jumat (25/10) berakhir. Aksi tersebut berhasil melayani 6.436 pasien. Jumlah ini ternyata melampaui target yang diprediksi sebelumnya.
Kegiatan yang dilakukan Badan Rescue Partai NasDem (BRND) tersebar pada sejumlah lokasi pengungsian atau pada wilayah yang terkena dampak gempa langsung maupun tidak langsung yang meliputi wilayah Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Wakil Ketua Tim medis BRND, Yudhi Aulia Rakhman dalam paparannya saat rapat bersama DPW Partai NasDem Maluku, mengatakan, saat rancangan awal hanya menargetkan untuk melayani sekitar 5000 pasien. Namun dalam realisasinya tercatat melampaui jumlah dimaksud.
Berdasarkan data, selama delapan hari pelaksanaan kegiatan, banyak kasus kesehatan masyarakat yang ditemui dengan berbagai jenis penyakit, di antaranya adalah diare, hipertensi, hingga pasien dengan mayoritas pengidap penyakit TBC.
"Kasus yang paling banyak dijumpai yakni diare, hipertensi bahkan ada satu lokasi pemukiman penduduk terdapat sejumlah pasien yang mengidap penyakit TBC. Ini merupakan kasus lapangan yang kami temui langsung," beber Yudi.
Jenis penyakit itu akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam memperhatikan kesehatan dan kebersihan baik di lokasi tempat tinggal asal maupun pada lokasi pengungsian sementara. Hal yang juga menjadi penyebab antara lain minimnya ketersediaan pasokan air bersih yang memadai, keberadaan MCK yang sesuai standart, serta kurangnya konsumsi kebutuhan makanan pokok dengan gizi yang cukup.
Sangat disayangkan juga, tambah Yudhi, dari hasil komumikasi atau audensi langsung, banyak warga yang belum memahami tentang hak mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang wajib diterima. Salah satunya adalah Jaminan Kesehatan Nasional atau Kartu Indonesia Sehat (JKN/KIS). Akibatnya mereka enggan memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit dengan alasan keterbatasan anggaran.
"Banyak warga belum paham tentang layanan kesehatan yang wajib mereka terima. Ketika ditanya tentang kartu JKN atau KIS ternyata mereka tidak mengetahuinya. Ini butuh edukasi yang lebih menyentuh kepada masyarakat kalangan bawah. Kasihan akibatnya banyak dari mereka yang terserang penyakit dan enggan memeriksakan diri dengan alasan tidak memiliki anggaran lebih. Ini berdampak buruk bagi kehidupan mereka," ungkap Yudhi.
Terkait dengan hasil akhir pelaksanaan kegiatan, Badan Rescue NasDem membuat sejumlah rekomendasi atas berbagai masalah kesehatan yang ditemui agar menjadi langkah lanjut bagi DPW NasDem Maluku dan jajaran di tingkat daerah untuk bekerja sama dengan pemerintah dan seluruh pihak terkait guna penanganan dan pencegahan lanjutan.
Menurut Yudhi, perlu ada penanganan pemulihan batin bagi masyarakat mengingat hampir sebagian besar warga terkena dampak langsung maupun tidak langsung mengalami kondisi traumatis dan kecemasan yang sangat tinggi. Hal ini juga yang akan membawa dampak kesehatan.
Bukan itu saja, tambah Yudhi, masyarakat juga harus lebih dibekali dengan pengetahuan tentang mitigasi bencana untuk meminimalisasi tingkat kecemasan dan ketahanan diri dalam menghadapi kondisi bencana seperti yang kerap terjadi saat ini.
"Trauma Healing atau kegiatan positif lainnya sangat perlu dibuat bagi mereka yang ada di lokasi pengungsian bahkan yang ada di rumah pada sejumlah wilayah terdampak gempa. Karena itu semua pihak termasuk Partai NasDem di daerah juga diharapkan ambil bagian untuk hal dimaksud," pungkas Yudhi. (NasDem Maluku/*)