BMKG Didorong Gelar SLI di Kalbar
JAKARTA (19 November): Sekolah Lapang Iklim (SLI) merupakan program kerja yang dilaksanakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan tujuan membantu meningkatkan pemahaman mengenai informasi iklim dan kemampuan antisipasi dampak gejala iklim ekstrem terhadap kegiatan pertanian bagi para petugas di lingkungan dinas pertainan, penyuluh, petani dan nelayan.
“Kegiatan Sekolah Lapang Iklim ini sangat membantu petani dan nelayan dalam informasi cuaca dan antisipasi terhadap cuaca ektrem, dengan pengetahuan ini, masyarakat dapat mengetahui kapan saat yang tepat untuk mulai bercocok tanam dan tanaman seperti apa yang sebaiknya akan ditanam,” tegas Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syarif Abdullah Alkadrie, saat memimpin Rapat Dengar Pendapat dengan BMKG, Basarnas, dan Bapel-BPWS di ruang rapat Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/11).
Syarif menekankan bahwa iklim memiliki peran yang sangat penting dalam proses kegiatan pertanian dan nelayan. Perubahan iklim yang ekstrem sangat berdampak buruk bagi produktivitas pertanian dan nelayan.
"Sekarang iklim semakin sulit diprediksi, sering terjadi iklim ekstrem. Kalau tidak dikelola dengan baik, petani dan nelayan yang akan kena duluan, misal ketika musim kering tapi petani tetap tanam, maka akan rugi dan gagal panen," katanya.
Di sekolah ini, tambah politisi NasDem itu, petani dilatih membaca informasi yang rutin diberikan oleh BMKG, misalnya informasi terkait prakiraan musim hujan dan kemarau, evaluasi dan prakiraan hujan bulanan kemudian diterapkan dalam menyusun kalender tanam.
"Sekolah Lapang Iklim ini sangat penting bagi masyarakat Kalbar. Petani bisa membaca data dari BMKG untuk menghindari gagal panen," ujarnya.(*)