Rian Firmansyah: Pemuda Jangan Dijadikan Komoditas Politik

JAKARTA (21 November): Pemuda memegang peranan penting dalam pebangunan manusia Indonesia. Fakta membuktikan kemerdekaan  Indonesia dimulai oleh gerakan pemuda yang kemudian mencetuskan Sumpah Pemuda tahun 1928. Pendapat di atas diungkapkan legislator Partai NasDem, Rian Firmansyah dalam rapat dengar pendapat umum Komisi X DPR dengan sejumlah organisasi pemuda di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (21/11).

Namun sayangnya, menurut Rian, kenyataan itu tidak menjadikan pemuda saat ini merasa menjadi pemain utama dalam upaya mewujudkan pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.

Dalam rapat dengar pendapat umum, organisasi-organisasi pemuda berkeluh kesah dan gelisah karena ada kesenjangan antara organisasi pemuda di Indonesia yang penuh dinamika saat memerjuangkan kemerdekaan, namun di sisi lain  sekarang ini kehadiran pemerintah di tengah  organisasi pemuda dirasakan kurang. Organisasi pemuda hanya dianggap sebagai komoditas politik.

Ormas pemuda yang tadi ke DPR, yaitu Gerakan Pemuda Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiwa Kristen Indonesia (GMKI), Persatuan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI), Kesatuan Mahasiwa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), dan Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi).

Rian Firmansyah menangkap kegelisahan para pemuda yang tergabung dalam organisasi tersebut. 

Rian yang  juga merupakan bagian dari gerakan kepemudaan merasakan langsung masalah yang terjadi di organisasi kepemudaan Indonesia.

 “Saya juga sangat merasakan, karena saya sendiri merupakan bagian dari gerakan pemuda, bagaimana kita membangun pemuda ke depan  di tengah-tengah masalah yang tadi diungkapkan teman-teman,” katanya.

Rian  menambahkan bahwa salah satu cara mengantisipasi permasalahan yang dirasakan para pemuda adalah mensinergikan gerakan organisasi pemuda agar bisa berjalan di irama dan frekuensi yang sama.

“Sejarah Sumpah Pemuda membuktikan bahwa tidak bisa diragukan lagi bahwa pemuda Indonesia merupakan kekuatan yang sangat luar biasa, apalagi jika ada sinergitas di antara gerakan pemuda Indonesia,” katanya.

"Sinergitas antarlembaga pada bidang kepemudaan sebenarnya sudah tertuang dalam Perpres Nomor 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor pelayanan kepemudaan, sehingga dibentuklah Tim Koordinasi Strategis. Seharusnya ini yang perlu kita optimalkan agar indeks pembangun pemuda kita meningkat," katanya. 

Rian kembali mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak lagi menempatkan organisasi kepemudaan sekadar komoditas politik, melainkan  jadikanlah sebagai subjek politik yang berpengaruh di Indonesia. 

“Agar adik-adik kita para pemuda di Indonesia ini jangan lagi dijadikan komoditas politik, namun diberikan porsi yang lebih besar sebagai subjek, khususnya dalam kebijakan pemerintah saat ini, yaitu pembangunan SDM menuju Indonesia maju,” katanya.*

Add Comment