Sekolah Ujung Tombak Penjaga Pancasila
KARAWANG (1 Desember): Pengamalan dan penghayatan nilai-nilai Pancasila ujung tombaknya di sekolah. Guru merupakan sosok utama untuk mewujudkan kedaulatan negara. Itulah alasan sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan yang digelar MPR melibatkan guru-guru.
Anggota MPR RI, Saan Mustopa menjelaskan, fenomena saat ini menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan. Hal ini tercermin dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme dan liberalisme.
"Hal ini menggerus nilai-nilai gotong-royong, musyawarah mufakat, toleransi, persatuan dan kesatuan. Maka, Empat Konsensus Kebangsaan Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika harus diimplementasikan ke dalam wujud yang lebih konkret. Untuk itu, sangat penting menyosialisasikan empat konsensus ini kepada para generasi penerus bangsa di sekolah-sekolah," ujar Saan Mustopa saat menyosialisasikan Empat Konsensus Kebangsaan di Resto Sindang Reret, Karawang Barat, Jawa Barat, Sabtu (30/11).
Di tempat yang sama, pemateri lainnya, Fauzan Ali Rasyid menuturkan Pancasila sebagai nilai jati diri bangsa, budaya dan agama harus bisa diterapkan di tatanan sosial masyarakat. Sebab Pancasila merupakan ideologi bangsa yang kuat, di tengah kebinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kepala SMAN 1 Pedes, H Jaji Hanuji Kartaatmaja menjelaskan, sosialisasi itu akan diterapkan kepada siswanya, juga akan menindaklanjuti beberapa gagasan untuk mengajarkan nilai Pancasila lebih variatif melalui cerdas cermat dan film pendek.
"Kita akan terus melakukan penguatan nilai Pancasila kepada siswa," ujarnya.
Menurutnya, nilai Pancasila di sekolah lebih kuat dibandingkan dengan di lingkungan sosial lainnya. Degradasi Pancasila berangsur terjadi di tengah masyarakat. Untuk itu, sudah menjadi keharusan bagi para pelajar menjaga nilai Pancasila sebagai penguat dan pemersatu bangsa.
Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan MPR RI di Sindang Reret ini dihadiri 150 orang terdiri dari kepala sekolah dan guru dari sembilan SMA dan SMK di Kabupaten Karawang.(*)