Edukasi dan Kesehatan Jadi Masalah Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat
JAKARTA (4 Desember): Pertemuan forum Social Democracy (SocDem) menyebut edukasi dan kesehatan menjadi masalah di berbagai negara dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
"Ini, kan, pertemuan anggota-anggota DPR (legislatif) dari berbagai negara. Nah di sini kita ingin mensharing apa yang mereka lakukan di negara mereka untuk kita saling belajar. Cara membentuk regulasi untuk tantangan masa depan yang ada di setiap negara," tutur Ketua DPP NasDem Bidang Ekonomi Shaanti Shamdasani, saat menjadi pemateri forum SocDem yang mewakili Partai NasDem di Jakarta, Rabu(4/12).
Pada forum kali ini, Shaanti sapaan akrabnya menerangkan bahwa tantangan di berbagai dunia yang paling besar adalah edukasi dan kesehatan. Cara penanganannya pun berbeda-beda, pada forum inilah tujuan sharing untuk wujudkan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau tadi penyampaian dari perwakilan Filipina, Malaysia dan lain-lain, punya cara masing-masing mengatasi masalah-masalah ini," katanya.
Bila ditarik kasus pada Indonesia, menurutnya, negara Indonesia baru saja memulai fase distruktif, artinya mencoba mengubah secara total.
Dalam mengakomodasi tantangan masa depan, katanya, maka forum yang terdiri dari legislator berbagai negara saling sharing untuk mendapatkan visi jangka panjang.
"Nah anggota DPR di sini seperti apa, maka dari itu perlu juga kita ketahui untuk tidak bicara dua, tiga tahun tetapi kita bicara di sini 10, 20 tahun ke depan seperti apa. Itu sudah sejalan dengan anggota SocDem," ujar Shaanti yang memiliki pengalaman international sebagai penasihat ASEAN.
Oleh karena itu, politisi Partai NasDem ini menilai bahwa salah satu upaya dalam memulai perubahan kesehatan, dengan penerapan BPJS itu sudah cukup tepat. Namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki penerapannya.
"Ini dua hal yang berbeda, BPJS ini asuransi terbesar di dunia menurut saya, tidak ada di dunia pada awal langsung meng-cover dengan begitu banyak area penyakit, no body. Amerika dan negara-negata lain pun mengakui ini terbesar, jadi kita harus menyadari itu dulu," katanya.
Pendiri Shaanti Ramchand Shamdasani Foundation ini menilai atas tujuan yang besar pada BPJS sudah sangat tepat. Namun hanya penerapannya yang tidak sesuai dengan sistem. Itulah yang harus diperbaiki kualitas penerapanya.
"Nah yang harus diperbaiki adalah sistem penerapan pada BPJS-nya harus diperbaiki. Dari 250 juta penduduk Indonesia mungkin yang ter-cover 170 juta. Mungkin ada oknum-oknum nakal, di sinilah banyak jebolnya. Nah yang harus kita atur sistemnya, manajemennya. Bukan BPJS-nya yang harus diganti atau dihapus, karena BPJS pada forum ini diakuai oleh negara-negara lain," terang Shaanti.
Oleh sebab itu, Shaanti menyarankan kepada anggota DPR saat ini harus go international. Karena problem-problem saat ini banyak dipengaruhi faktor global (eksternal).
"Jadi kalau kita tidak mengerti lingkungan global, kita hanya akan menerima dampaknya saja. Maka dari itu penting sekali memiliki wawasan internasional yang luas untuk menjadikan Indonesia maju," pungkasnya.
Pertemuan SocDem ini diikuti oleh sekitar 17 negara dari setiap parlemen yang tergabung dalam Social Democracy (SocDem) Asia.
Pada kesempatan pertemuan ini Partai NasDem dipercaya menjadi tuan rumah. Acara berlangsung sejak tanggal 3-5 Desember 2019, akan diakhiri dengan kunjungan-kunjungan ke Parlemen Indonesia dan Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem.(BA/*)