Sahabat Lestari Gelar TOT Cegah HIV AIDS di Jepara

JEPARA (6 Desember): Yayasan Dharma Bakti Lestari (YDBL) menyelenggarakan Training for Trainer (ToT) Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS di kantor YDBL Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. 

Acara tersebut digelar karena meningkatnya penularan HIV/AIDS di kota ukir tersebut. 

Narasumber yang mengisi acara tersebut adalah dr Fakhrudin,  kabid Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Jepara, komisioner purnabakti Komnas Perempuan Arimbi Haroe Putri, dan aktivis Putri Nely Putri.

Hadir berbagai kalangan, seperti masyarakat, ibu rumah tangga, praktisi kesehatan herbal, aktivis perempuan, mahasiswa dan pendidik.

Di sesi pertama, Fakhrudin mengungkapkan data peningkatan HIV/AIDS di Jepara,  jumlah kumulatif dari tahun 1997 sampai 2019 adalah 1.135 temuan. Pada 2016 ditemukan 116 kasus, 2017 ada 149 kasus dan tahun 2018 sebanyak 169 kasus baru. 

Tahun ini (2019), sampai bulan Agustus sudah ada 96 pengidap HIV AIDS baru ditemukan. Sementara berdasarkan umur kelompok sejak tahun 1997 sampai 2018, 26-40 tahun menduduki angka tertinggi dengan 549 kasus.

"Ketika pengidap HIV banyak ditemukan, kita dapat melakukan penatalaksanaan agar tidak menularkan kepada yang lain. Misal, kita menemukannya pada calon pasangan suami istri, kalau ditemukan awal, bisa disikapi agar pasangannya tidak menulari. Nantinya ketika punya anak juga tak tertular," ujar  Fakhrudin di kantor YDBL, Desa Saripan, Kecamatan Jepara, Kamis (5/12).

Dalam TOT ini  dilakukan pula tes pada ibu hamil, untuk mendeteksi kemungkinan sipilis, hepatitis B dan HIV/AIDS.  Pengecekan ini didasari banyaknya kasus HIV/AIDS, agar perlu peningkatan kewaspadaan dari seluruh stakeholder. 

Ia juga memberitahu bahwa HIV tidak ditularkan melalui kolam renang, batuk dan bersin, gigitan nyamuk atau serangga, berbagai alat makan bersama dan berjabat tangan.

Acara ini dihadiri 35 peserta. Dokter Fakhrudin  mengimbau masyarakat untuk tidak menjauhi pengidap HIV/AIDS.

"Yang perlu diingat jangan menjauhi orangnya. Jauhi penyakitnya. Karena, penyakit ini hanya menular lewat cairan sperma, cairan darah, cairan vagina dan air susu ibu," tambahnya. 

Di sesi kedua Arimbi Haroe Putri, mengajak para peserta, sadar akan hak dan pentingnya meningkatkan kesehatan diri sendiri.

"Pemeriksaan alat kesehatan reproduksi bagi perempuan secara berkala sangat penting, bukan hanya soal  mengidap HIV atau tidak, karena kesehatan reproduksi perempuan sangat rentan dan kompleks.  Makanya diperlukan pemeriksaan secara berkala. Di Jepara sudah ada pemeriksaan secara gratis, harapanya ada pemeriksaan gratis bagi perempuan di seluruh Indonesia," ucapnya.

Koordinator Sahabat Lestari, Naila Fitria mengungkapkan, tujuan dari kegiatan ini untuk membekali masyarakat  tentang cara pencegahan HIV/AIDS dan meningkatkan kapasitas relawan.

"Muara akhir yang disasar adalah masyarakat yang memiliki pandangan luas terhadap HIV AIDS dan reproduksi sehat." katanya.

Salah satu peserta, Wahyuning Rahmawati, dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Jepara, bersyukur Kabupaten Jepara  cepat menemukan akar permasalahan HIV/AIDS.

"Sangat miris Jepara darurat HIV/AIDS, tetapi saya bersyukur karena bisa cepat menemukan kasus-kasusnya, sehingga bisa menemukan langkah selanjutnya dan bisa memutus mata rantai penyebaran kasus HIV/AIDS," ujarnya.

Ia juga berharap acara ini bisa mengedukasi masyakarat.

"Saya sangat mengapresiasi acara ini karena dari sini bisa melahirkan trainer-trainer atau sosok yang mungkin bisa memberikan informasi terkait HIV/AIDS di masyakarat. Sehingga banyak teman teredukasi tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS," tambahnya.(*)

Add Comment