Optimalkan Produk Hasil Bumi Lokal Borneo

SANGGAU (18 Januari): Pedagang hasil bumi lokal Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, khususnya yang berjualan di sepanjang daerah Tayan, mengeluh sulit menjual hasil bumi mereka. Padahal saat Januari seperti sekarang adalah musim buah dan hasil hutan di Kabupaten Sanggau melimpah.

Hal tersebut ditemukan Yessy Melania, anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Dapil Kalimantan Barat II bersama tenaga ahlinya saat melakukan kunjungan kerja perseorangan ke daerah Tayan, Sanggau, Jumat (17/1). 

Hasil bumi lokal itu seperti berbagai jamur hutan, pisang, labu, durian, rambutan, bambu muda (rebung), kayu-kayuan Kalimantan, umbi, ulat kelapa sawit, ikan dan buah mentawak.

"Mereka mengeluhkan sulitnya menjual hasil-hasil hutan lokal yang ada. Padahal bulan Januari seperti sekarang di Kabupaten Sanggau cukup melimpah bagi masyarakat," kata Yessy kepada partainasdem.id, Sabtu (18/1). 

Masyarakat berharap dengan menjual hasil hutan lokal yang melimpah, mampu menopang kehidupan dan ekonomi keluarganya. Namun nyatanya para pedagang mengeluhkan rendahnya minat beli dan harga beli yang mereka peroleh dari hasil jual produk tersebut.

 

"Dalam satu hari mereka hanya bisa menjual hasil hutan lokal sebesar Rp50 ribu sampai Rp150 ribu.  Nilai jual yang didapatkan pedagang tersebut dirasa kurang untuk mencukupi kebutuhan satu keluarga karena kebutuhan yang terus meningkat," jelas Yessy.

Mendengar pengaduan tersebut, politisi Partai NasDem itu menerima dan mencatat keluhan para pedagang. Ia menyampaikan bahwa ke depan diperlukan pengelolaan produk-produk hasil hutan seperti menjadi selai, asinan, kripik, abon dan sebagainya, agar memiliki nilai tambah atau nilai jual lebih di mata masyarakat atau pembeli. 

"Saya tawarkan, apakah berkenan kalau ke depan akan ada pendampingan dalam pengelolaan hasil hutan lokal untuk menjadi sebuah produk kemasan? Alhamdulillah mereka bersedia," ujar Yessy. 

Dari perjumpaan tersebut, Yessy meminta dukungan pemerintah kabupaten/kota hingga Pusat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat pendampingan pengelolaan produk hasil hutan lokal yang menjadi endemik Pulau Borneo. Mengingat penghasilan utama masyarakat sangat bergantung dari hasil hutan lokal di sekitar rumah tinggal mereka.

"Saya akan mendorong pemerintah daerah untuk menjawab kebutuhan tersebut dan hadir untuk mendampingi masyarakat. Potensi sudah ada, namun tanpa pengelolaan dan pendampingan rasanya hal tersebut tidak bisa dinikmati bagi kesejahteraan masyarakat maupun bagi kemajuan Kabupaten Sanggau bahkan Kalimantan Barat. Semua harus saling bergandeng tangan dalam mengoptimalkan potensi lokal Borneo," papar Yessy.(*)

Add Comment