Banyak Parpol Sistem Presidensial tidak Efektif

JAKARTA (5 Februari): Sekretaris Fraksi NasDem DPR RI Saan Mustopa mengatakan partai politik (parpol) di Indonesia terlalu banyak. Situasi itu dinilai berpengaruh terhadap sistem presidensial.

"Kalau banyak partai itu berpengaruh pada sistem pemerintahan kita yang presidensial," kata Saan di Jakarta, Rabu (5/2). Dia berbicara terkait revisi UU Pemilu terutama mengenai ambang batas parlemen (Parliamentary Threshold).

Wakil Ketua Komisi II DPR itu menjelaskan sistem presidensial bisa tidak efektif bila terlalu banyak parpol. Hal itu yang membuat NasDem ingin ada penyaringan partai secara alamiah lewat penaikan ambang batas parlemen.

"Karena tidak ditopang jumlah partai yang sederhana, sehingga proses negoisasi, konsolidasi dan sebagainya menjadi lebih dinamis dan rumit," katanya. 

Legislator NasDem itu menambahkan, sistem presidensial dinilai lebih efektif jika jumlah partai di parlemen lebih ramping. Dengan begitu, berbagai kebijakan yang direncanakan atau dijalankan pemerintah lebih mudah dieksekusi.

"Tidak ada pergolakan. Untuk mengambil keputusan jadi mudah, cepat dan sebagainya," ujar dia. 

Revisi UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2020. Salah satu poin yang akan dibahas terkait wacana penaikan ambang batas parlemen dari saat ini yang sebesar 4%.

NasDem ingin ambang batas parlemen menjadi 7%, sedangkan PKS dan PDIP 5%. Golkar menghendaki 7,5%, dan PPP mengusulkan 4,5%. Sementara, Gerindra dan PKB belum mau buka suara berapa ambang batas parlemen yang akan diajukan. (Medcom/BA/*)

Add Comment